KISAH NABI LUTH AS
Kisah Nabi Luth A.S
Genealogi
Nabi Luth adalah anak keponakan
dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Haran (Abara'an) bin Tareh
adalah saudara kandung dari Ibrahim, ayahnya kembar dengan pamannya yang
bernama Nahor. Silsilah lengkapnya adalah Luth bin Haran bin Azara bin
Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad
binSyam bin Nuh.
Ia menikah dengan seorang gadis yang bernama
Ado, pendapat lain mengatakan ia bernama Walihah. Luth memiliki dua anak
perempuan Raitsa dan Zaghrata.
Biografi
Nabi Luth beriman
kepada saudara bapaknya {pamannya}, yaitu Nabi Ibrahim, yang
mendampinginya dalam semua perjalanan. Ketika mereka berada di Mesir
mereka mempunyai usaha bersama dalam bidang peternakan yang sangat
berhasil. Binatang ternaknya berkembang biak dengan pesat sehingga dalam
waktu yang singkat jumlah binatang yang sudah berlipat ganda itu tidak
dapat ditampung dalam tempat tersebut. Akhirnya usaha bersama
Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternak serta harta milik perusahaan
mereka dibagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim. Luth pindah ke
Yordaniadan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum (Sodom).
Kerasulan
Masyarakat Sadum atau Sodom adalah masyarakat yang rendah moralnya dan
rusak akhlaknya. Masyarakat Sadum tidak mempunyai pegangan agama atau
nilai kemanusiaan yang beradab. Maksiat dan kemungkaran merajalela dalam
pergaulan hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta merupakan
kejadian sehari-hari di mana yang kuat menjadi penguasa sedangkan yang
lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat
yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah
perbuatan homoseksual atau liwath di kalangan lelakinya dan lesbian di
kalangan wanitanya. Kedua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di
dalam masyarakat sehingga hal tersebut merupakan suatu kebudayaan bagi
kaum Sadum.
Musafir yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari
gangguan mereka. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka
dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkan
hartanya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang
itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan
menjadi rebutan di antara kalangan laki-laki dari mereka dan akan
menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang
itu seorang perempuan muda maka ia akan menjadi mangsa bagi pihak
wanitanya pula.
Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa
keruntuhan moralnya dan sedemikian penyakit sosialnya diutuslah Nabi
Luth sebagai Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan
,kebodohan dan kesesatan serta membawa mereka ke dalam kebudayaan yang
bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan
beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar, menjauhkan diri
dari perbuatan maksiat dan kejahatan, menghindari bujukan iblis dan
setan. Ia memberi peringatan kepada mereka bahwa Allah-lah yang telah
menciptakan mereka dan alam sekitar mereka. Allah tidak meridhai amal
perbuatan mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan memberi
ganjaran setimpal dengan amal perbuatan mereka. Yang berbuat baik dan
beramal saleh akan diberi pahala dan surga di akhirat sedang yang
melakukan perbuatan mungkar akan diberi balasan dengan memasukkannya ke
dalam neraka Jahanam.
Nabi Luth berseru kepada mereka agar
meninggalkan adat kebiasaan keji mereka yaitu melakukan
perbuatanhomoseksual dan lesbian. Luth menyatakan perbuatan itu
bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi
hikmah yang terkandung di dalam penciptaan manusia yang diciptakan
menjadi dua jenis yaitu lelaki dan wanita. Juga kepada mereka di beri
nasihat supaya menghormati hak milik masing-masing dengan meninggalkan
perbuatan perampasan, perampokan serta pencurian yang selalu mereka
lakukan di antara sesama mereka dan terutama kepada musafir yang datang
ke Sadum. Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan
mereka sendiri, kerana perbuatan itu akan menimbulkan kekacauan dan
ketidak amanan di dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka tidak
merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.
Demikianlah Nabi Luth,
melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya. Ia tidak
henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan
dengan kaumnya secara berkelompok atau perorangan mengajak agar mereka
beriman dan percaya kepada Allah dan menyembah-Nya. Diajaknya kaumnya
untuk melakukan amal saleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan
mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak telah
mendarah daging di dalam pergaulan sosial mereka dan pengaruh hawa nafsu
serta bujukan setan sudah begitu kuat dan menguasai tindak-tanduk
mereka, maka dakwah dan ajakan Nabi Luth yang dilaksanakan dengan
kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tempat di dalam hati dan pikiran
mereka dan berlalu begitu saja, masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
Telinga-telinga mereka sudah menjadi tuli terhadap ajaran-ajaran Nabi
Luth sedang hati dan pikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan
ajaran-ajaran setan dan iblis.
Kaum Luth merasa kesal mendengar
dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putusnya itu dan
minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusiran
dirinya dari Sadum bersama keluarga dan pengikutnya. Dari Nabi Luth pun
sudah tidak ada harapan lagi kalau masyarakat Sadum dapat terangkat dari
lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahwa meneruskan
dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan pikiran itu hanya
sia-sia belaka. Satu-satunya cara, menurut pikiran Nabi Luth untuk
mencegah penyakit akhlak yang sudah parah itu agar tidak menular kepada
negeri tetangganya, ialah dengan melenyapkan mereka dari atas bumi
sebagai balasan terhadap kecongkakan mereka, juga agar menjadi pelajaran
umat-umat sesudahnya. Dia memohon kepada Allah agar masyarakat Sadum
diberi pelajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka
di akhirat kelak.
Kedatangan para malaikat
Permohonan
Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah.
Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikatyang menyamar sebagai manusia
biasa. Mereka adalah malaikat yang bertemu Nabi Ibrahim dengan membawa
berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahukan kepada
mereka bahwa mereka adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab
kepada kaum Luth, penduduk kota Sadum. Dalam pertemuan tersebut Nabi
Ibrahim memohon agar penurunan azab kepada kaum Sodom ditunda,
kalau-kalau mereka kembali sadar, kemudian mendengarkan dan mengikuti
ajakan Luth serta bertobat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar.
Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anak saudaranya, Luth
diselamatkan dari azab yang akan diturunkan kepada kaum Sodom,
permintaan itu oleh para malaikat tersebut diterima dan dijamin bahwa
Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.
Para malaikat
tersebut sampai di Sodom dengan menyamar sebagai lelaki muda yang
berparas tampan dan badan yang berotot, serta tegap tubuhnya. Dalam
perjalanan, ketika mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan
seorang gadis yang cantik yang sedang mengambil air dari sebuah perigi.
Lelaki muda (malaikat) bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka
diterima di rumah sebagai tamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan
sebelum ia berunding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka
ditinggalkanlah para lelaki muda itu lalu pulang ke rumah cepat-cepat
untuk memberitahu ayahnya (Luth).
Mendengar kabar berita anak
perempuannya, Nabi Luth menjadi bingung, jawaban apa yang harus ia
berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk
beberapa waktu, namun menerima tamu yang berparas tampan akan mengundang
risiko yaitu gangguan kepadanya dan kepada tamu dari kaumnya yang
tergila-gila untuk melakukan hubungan seks sejenis dengan anak muda yang
mempunyai tubuh bagus dan paras wajah elok. Sedang kalau hal yang
demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab
terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan
berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Nabi Luth memutuskan untuk menerima lelaki-lelaki muda itu sebagai tamu
di rumahnya. Luth hanya pasrah kepada Allahdan berlindung sekiranya
terdapat segala rintangan yang datang. Lalu pergilah Luth menjemput tamu
yang sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mereka bersama-sama
ke rumah. Ketika itu, kota Sodom sudah dalam keadaan malam hari dan
penduduknya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi Luth
telah pun berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahasiakan
kedatangan anak-anak lelaki muda itu. Jangan sampai terdengar dan
diketahui oleh kaumnya. Namun, isteri Nabi Luth membocorkan berita
kedatangan tamu Luth kepada mereka. Berita kedatangan tamu Luth tersebar
kerana isteri Nabi Luth. Datanglah beramai-ramai lelak-lelaki Sodom,
yang buta seks ini, ke rumah Nabi Luth, berkeinginan untuk memuaskan
nafsu seksual mereka, setelah lama tidak mendapat anak muda.
Berteriaklah mereka memanggil Luth untuk melepaskan anak-anak muda itu,
agar diberikan kepada mereka untuk memuaskan nafsu.
Dengar
teriakan mereka, Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru
agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan mengganggu tamu
yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan.
Mereka diberi nasihat agar meninggalkan perbuatan mereka yang keji itu.
Perbuatan mereka yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kodrat alam
di mana Allah telah menciptakan manusia berpasangan antara lelaki
dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan keturunan umat manusia
sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. Nabi Luth berseru agar
mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan
maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan
siksaan Allah.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak
dihiraukan dan dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan membuka pintu
rumahnya dengan paksa jika pintu tidak dibuka dengan sukarela. Merasa
dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang lelaki
kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah
Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya: "Sesungguhnya aku
tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu jika menyerbu ke dalam. Aku
tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan
mereka, tidak pula mempunyaikeluarga atau sanak saudara yang disegani
oleh mereka yang dapat aku mintai pertolongannya. Aku merasa sangat
kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghindarkan gangguan
terhadap tamu di rumahku sendiri." Mendengar keluh kesah Nabi Luth,
lantas pemuda-pemuda itu memberitahu hal yang sebenarnya, bahwa mereka
adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh
Allah untuk menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya karena segala
kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Malaikat-malaikat
itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat
memberi kesempatan bagi orang-orang yang haus seks dengan lelaki itu
masuk. Mereka pun menyerbu masuk. Namun malangnya ketika pintu dibuka
dan para penyerbu menginjakkan kaki mereka untuk masuk, tiba-tiba
gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu pun.
Malaikat-malaikat tadi telah membutakan mata mereka. Lalu, diusap-usap
dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau
balau berbenturan satu dengan yang lain berteriak-teriak, bertanya-tanya
apa gerangan yang menjadikan mereka buta mendadak. Para malaikat
tersebut berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan
tersebut bersama keluarga dan pengikutnya, karena telah tiba waktunya
azab Allah ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan
keluarganya agar dalam perjalanan ke luar kota jangan ada seorang pun
dari mereka menoleh ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya
selepas tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri
dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke
kanan maupun ke kiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi
tamunya. Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi
Nabi Luth tidak tega meninggalkan kaumnya. Ia berada di belakang
rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah
suaminya dan tidak henti-hentinya menoleh ke belakang karena ingin
mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan
kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan
begitu Nabi Luth beserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum,
sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah
kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafik itu.
Getaran tersebut kemudian diikuti gempa bumi yang dahsyat disertai angin
yang kencang dan hujan batu yang menghancurkan kota Sadum berserta
semua penghuninya. Bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah di
kota Sodom, dan hancurlah kota tersebut. Namun, masih ditinggalkan
sisa-sisa kehancuran kota tersebut oleh Allah, sebagai peringatan kaum
yang kemudian yang melalui bekas kota Sadum tersebut. Demikianlah
kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pelajaran bagi
hamba-hamba-Nya yang mendatang.
Riwayat dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Luth yang berusaha menasihati kaumnya
sebagaimana dalam Surat Asy-Syuaraa(26:160-173) berikut ini.
كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ الْمُرْسَلِينَ ۞ إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ
لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ ۞ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ ۞ فَاتَّقُوا
اللَّـهَ وَأَطِيعُونِ ۞ وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ
أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۞ أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ
مِنَ الْعَالَمِينَ ۞وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُم مِّنْ
أَزْوَاجِكُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ ۞ قَالُوا لَئِن لَّمْ
تَنتَهِ يَا لُوطُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ۞ قَالَ إِنِّي
لِعَمَلِكُم مِّنَ الْقَالِينَ ۞ رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا
يَعْمَلُونَ ۞ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ ۞ إِلَّا عَجُوزًا
فِي الْغَابِرِينَ ۞ ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ ۞ وَأَمْطَرْنَا
عَلَيْهِم مَّطَرًا ۖ فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنذَرِينَ
"Kaum Luth
telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara mereka, Luth, berkata
kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah
seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah
kepadaAllah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah
kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dariTuhan semesta
alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu
tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan
kamu adalah orang-orang yang melampaui batas." Mereka menjawab: "Hai
Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk
orang-orang yang diusir." Luth berkata: "Sesungguhnya aku sangat benci
kepada perbuatanmu." (Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku
beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan." Lalu
Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan
tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian
kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu)
maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi
peringatan itu."
Kaum Luth membenci dan mengancam akan mengusir
Nabi Luth karena mengajak sebagian dari mereka untuk meninggalkan
perbuatan mereka yang tercela dan mengajak mereka beriman kepada Allah.
Maka azab kehancuran dariAllah turun menimpa mereka, kisahnya seperti
yang tercantum dalam Surah Al-A’raaf (7:80-84) berikut ini.
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُم
بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِّنَ الْعَالَمِينَ ۞ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ
شَهْوَةً مِّن دُونِ النِّسَاءِ ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ
۞وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِن بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ
فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ
الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّـهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي
الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
"...dan (Kami juga telah mengutus) Luth
(kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa
kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah
dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?" Sesungguhnya kamu
mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada
wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya
tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan
pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri. Kemudian Kami selamatkan
dia dan pengikut-pengikutnya (yang beriman) kecuali istrinya (istri Nabi
Luth); dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan), dan Kami
turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang berdosa itu."
Post a Comment