KISAH NABI SOLEH
Genealogi
Salleh bin Ubaid bin 'Ashif
bin Masih bin 'Abid bin Hazir bin Samud bin Amir bin Irim bin Syam bin
Nuh. Saleh merupakan anak tertua dan memiliki dua orang adik yang
bernama Aanar dan Ashkol.
Kisah Shaleh
Tsamud adalah suku yang merupakan bagian dari bangsa Arab oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam kaum Yahudi. Kaum ini tinggal di dataran bernama "Al Hijr" terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai oleh suku Aad yang telah binasa karena dilanda angin topan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Hud.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh suku Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan ternak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.
Tsamud adalah suku yang merupakan bagian dari bangsa Arab oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam kaum Yahudi. Kaum ini tinggal di dataran bernama "Al Hijr" terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai oleh suku Aad yang telah binasa karena dilanda angin topan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Hud.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh suku Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan ternak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan
mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya
mereka berkorban, tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala
dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak
dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka
jangkau dengan pancaindera.
Dakwah kepada kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya pesuruh di sisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya pesuruh di sisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Dikenalkan
mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah, Tuhan
Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam
sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan
bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang
memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi
kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan
batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan
patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak
berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari
ketakutan dan bahaya.
Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa ia
adalah seorang daripada mereka, terjalin antara dirinya dan mereka
ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya
dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan
kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan
mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan
kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa dia adalah
pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada
mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk
kebaikan mereka semasa hidup dan sesudah mereka mati di akhirat kelak.
Dia berharap yang kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan
bersungguh-sungguh apa yang dia serukan dan anjurkan agar mereka segera
meninggalkan penyembahan kepada patung berhala itu dan percaya beriman
kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon keampunan
kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka
lakukan. Allah maha dekat kepada mereka dengan mendengarkan doa mereka
dan memberi keampunan kepada yang bersalah apabila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi
mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari
saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi
Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu
seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat
serta semua pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat
tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan
dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang
rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi
kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi
krisis dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan
kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu
dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup
kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar
kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan
dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup
kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk
selama-lamanya. Kami sesekali tidak akan meninggalkannya kerana seruanmu
dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai
cakap-cakap kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan
mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan
mengikuti jejakmu."
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan
menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang
telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera.
Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksaan dan
azab dari Allah kerana menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya.
Hal yang serupa itu dapat terjadi ke atas mereka jika mereka tidak mahu
menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara
ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan
yang tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya
itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan
Allah-lah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi
pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum
Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang berkedudukan
sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan
sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang
kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri
menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata
kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahawa engkau telah dirasuk syaitan
dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit
gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau
tidak sedar yang engkau telah mengeluarkan kata-kata yang tidak masuk
akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa
engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah
kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul,
padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap
untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap
kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin
diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu. Jika engkau merasa
bahwa engkau cerdas dan cergas dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai
arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah
usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca penyembahan kami dan
nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan
meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih
dahulu.
Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang
mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun
daripadamu sebagai balasan atas usahaku memberi penerangan kepada kamu.
Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi
usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan
daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu dan
bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat
Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas
kebenaran dakwahku. Janganlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan
melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya
semata-mata untuk melanjutkan penyembahan nenek moyang kami yang jahil
itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku
berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan
membinasakan aku dengan seruanmu itu."
Setelah gagal dan berhasil
menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin
giat menarik orang-orang mengikutnya dan berpihak kepadanya, para
pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus
dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari
kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh
dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat
dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar
kekuasaan manusia.
Mukjizat Saleh
Nabi Saleh sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.
Nabi Saleh sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripadanya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka
kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya
suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus
mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala
itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta
betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat
di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian
dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu
karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar
itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: " Inilah dia unta Allah,
janganlah kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di
atas bumi Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan
kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi
ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya
apabila kamu mengganggu binatang ini." Kemudian berkeliaranlah unta di
ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan dan
ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang
diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari
giliran unta Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain
berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada
pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa
adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan
laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan
berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah
para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan
menghilangkan pengaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah
tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan
dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang
merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang
bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh
binatang-binatang peliharaannya.
Unta Nabi Saleh dibunuh
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.
Dua macam hadiah yang menggiurkan
dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang
dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif
berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang
dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari
para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu
tempat dimana biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi
tempat ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu
segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan
menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan perasaan megah dan
bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita
matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan
gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan
perang dengan membawa kemenangan yang gilang- gemilang. Berkata mereka
kepada Nabi Saleh, " Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah
datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta
itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu
benar dalam kata-katanya."
Nabi Saleh menjawab, "Aku telah
peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika
kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka
tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah telah janjikan dan
telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan
terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan
meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari
ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat.
Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau
dihalang."
Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah
melalui rasul-Nya, Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi
kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta
ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.
Akan
tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan
ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya
azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Turunnya azab Allah yang dijanjikan
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar
ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum kelompok
sembilan orang yaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan
pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang
diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah
bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di
saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah
oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identitas mereka sebagai
pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui
dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan
jahatnya di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas
kepala mereka batu-batu besar yang datang dari langit dan yang seketika
merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi.
Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat
hamba-hamba-Nya yang kafir.
Satu hari sebelum hari turunnya azab
yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh
bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di
Palestina, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa,
ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang
mengerikan.
Kisah Saleh dalam al-Quran
Kisah Nabi Saleh telah diceritakan dengan 72 ayat dalam 11 surah seperti pada surah Al-A'raf, ayat 73 hingga 79:
Kisah Nabi Saleh telah diceritakan dengan 72 ayat dalam 11 surah seperti pada surah Al-A'raf, ayat 73 hingga 79:
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا
اللَّـهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُم بَيِّنَةٌ
مِّن رَّبِّكُمْ ۖ هَـٰذِهِ نَاقَةُ اللَّـهِ لَكُمْ آيَةً ۖ فَذَرُوهَا
تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّـهِ ۖوَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ ۞وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِن بَعْدِ عَادٍ
وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورًا
وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّـهِ وَلَا
تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ ۞ قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ
اسْتَكْبَرُوا مِن قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ
مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُّرْسَلٌ مِّن رَّبِّهِ ۚ قَالُوا
إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ ۞ قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا
إِنَّا بِالَّذِي آمَنتُم بِهِ كَافِرُونَ ۞ فَعَقَرُوا النَّاقَةَ
وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا
تَعِدُنَا إِن كُنتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ ۞ فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ
فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ۞ فَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا
قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ
وَلَـٰكِن لَّا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ
"...dan (Kami telah
mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta
betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang
karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih", dan ingatlah olehmu di
waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah
kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan
istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat
gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat
Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada
orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka,
"Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?"
Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh
diutus untuk menyampaikannya." Orang-orang yang menyombongkan diri
berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa
yang kamu imani itu." Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan
mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan, dan mereka berkata, "Hai
Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika
(betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)." Karena itu
mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang
bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka Shaleh meninggalkan mereka
seraya berkata, "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan
kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi
kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat."— Al-A'raf 7:73-79
Selain itu, dikisahkan juga pada surah Hud ayat 61 hingga ayat 68,
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا
اللَّـهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـٰهٍ غَيْرُهُ ۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ
الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا
إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُّجِيبٌ۞ قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنتَ
فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَـٰذَا ۖ أَتَنْهَانَا أَن نَّعْبُدَ مَا
يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ
مُرِيبٍ ۞قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن
رَّبِّي وَآتَانِي مِنْهُ رَحْمَةً فَمَن يَنصُرُنِي مِنَ اللَّـهِ إِنْ
عَصَيْتُهُ ۖ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيْرَ تَخْسِيرٍ ۞وَيَا قَوْمِ هَـٰذِهِ
نَاقَةُ اللَّـهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّـهِ
وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ ۞ فَعَقَرُوهَا
فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ ۖ ذَٰلِكَ وَعْدٌ
غَيْرُ مَكْذُوبٍ ۞فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا
وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ ۗ
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ ۞ وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا
الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ ۞ كَأَن لَّمْ
يَغْنَوْا فِيهَا ۗ أَلَا إِنَّ ثَمُودَ كَفَرُوا رَبَّهُمْ ۗ أَلَا
بُعْدًا لِّثَمُودَ
Kami telah mengutus kepada kaum Tsamûd
seseorang yang memiliki hubungan kerabat dan persaudaraan dengan mereka,
yaitu Shâlih. Dia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah
semata. Tidak ada Tuhan yang patut kalian sembah kecuali Dia. Allah
telah menciptakan kalian dari tanah dan menjadikan kalian mampu
memakmurkan, mengembangkan dan mengeksploitasi kekayaan alamnya. Maka
memohonlah kepada-Nya agar Dia mengampuni dosa-dosa kalian yang telah
lalu. Bertobatlah kepada- Nya setiap kali kalian berbuat dosa dengan
menyesali perbuatan maksiat yang telah kalian lakukan dan selalu taat
kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya dan
memperkenankan doa hamba- Nya yang memohon ampunan."(1) (1) Lihat
catatan kaki tafsir ayat 73 surat Al-A'râf. (61) Mereka berkata, "Hai
Shâlih, dulu sebelum kamu menyerukan hal seperti ini, kamu sangat kami
harapkan, kami cintai dan kami hormati. Sekarang, apakah kamu akan
meminta kami untuk meninggalkan peribadatan yang selalu dilakukan oleh
leluhur kami? Sesungguhnya kami meragukan seruanmu untuk menyembah hanya
kepada Allah. Ini sangat mengundang keraguan dan prasangka buruk kami
terhadap kamu dan seruan yang kamu bawa." (62) Shâlih berkata, "Apa
pendapat kalian jika aku jelas-jelas benar dalam seruanku dengan
didukung bukti- bukti penguat dari Tuhanku, dan Dia telah memberikan
kasih sayang kepadaku dan kalian berupa kenabian dan kerasulan, lalu
bagaimana mungkin aku menyalahi dan melanggar perintah-Nya dengan tidak
menyampaikan pesan-pesan-Nya karena memenuhi permintaan kalian? Siapa
yang akan menolongku untuk menolak siksa Allah jika aku mendurhakai-Nya?
Kalian tidak akan mampu menolongku dan menghindarkan siksa-Nya untukku.
Kalian hanya akan menghilangkan rahmat-Nya dariku dan menambahkan
kerugian untukku jika aku mengikuti kalian dan mendurhakai Tuhanku dan
Tuhan kalian. (63) Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah yang
dijadikan untuk kalian sebagai bukti kebenaranku dalam seruan yang aku
sampaikan kepada kalian. Karena unta betina itu lain daripada yang lain,
maka biarkanlah ia makan di bumi Allah, sebab ia milik Allah dan bumi
juga milik-Nya. Jangan sekali-kali kalian ganggu unta betina itu. Kalau
kalian lakukan, maka siksa dari Allah yang amat dekat akan menimpa
kalian." (64) Mereka tidak mengindahkan nasihatnya dan tidak memenuhi
seruannya. Bahkan mereka semakin sombong dan meremehkannya dengan
mengancam akan menyembelih unta betina itu. Lalu Shâlih berkata kepada
mereka, "Nikmatilah hidup di negeri kalian selama tiga hari, setelah itu
akan datang siksa Allah. Itulah janji Allah yang benar, tidak pernah
terlambat dan tidak bohong. (65) Ketika datang siksaan itu, Kami
selamatkan Shâlih dan para pengikutnya yang beriman dari kehancuran
dengan rahmat khusus dari Kami. Kami selamatkan mereka dari kenistaan
saat kaum Tsamûd Kami hancurkan. Sesungguhnya Tuhanmu, wahai Muhammad,
Mahakuat lagi Mahaperkasa. Maka yakinlah akan kekuatan, kejayaan,
bantuan dan pertolongan-Nya. (66) Satu suara keras yang disertai
goncangan dan petir menimpa mereka karena mereka menzalimi diri dengan
kekafiran dan permusuhan. Kemudian mereka binasa, mati bergelimpangan di
tempat tinggal mereka dengan wajah tertelungkup, tanpa gerak sedikit
pun.(67) Selesailah ihwal mereka dan hilanglah jejak mereka dari negeri
itu, seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di situ. Ihwal mereka
menyiratkan sesuatu yang harus diperhatikan dan dijadikan pelajaran,
bahwa kaum Tsamûd telah mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan, Sang
Pencipta mereka. Oleh karena itu, mereka dihancurkan dan dijauhkan dari
rahmat Allah. (68)
dan surah Al-Qamar ayat 23 hingga ayat 32.
كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِالنُّذُرِ ۞ فَقَالُوا أَبَشَرًا مِّنَّا وَاحِدًا
نَّتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَّفِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ ۞ أَأُلْقِيَ الذِّكْرُ
عَلَيْهِ مِن بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ ۞ سَيَعْلَمُونَ غَدًا
مَّنِ الْكَذَّابُ الْأَشِرُ ۞ إِنَّا مُرْسِلُو النَّاقَةِ فِتْنَةً
لَّهُمْ فَارْتَقِبْهُمْ وَاصْطَبِرْ ۞وَنَبِّئْهُمْ أَنَّ الْمَاءَ
قِسْمَةٌ بَيْنَهُمْ ۖ كُلُّ شِرْبٍ مُّحْتَضَرٌ ۞ فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ
فَتَعَاطَىٰ فَعَقَرَ ۞ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ ۞إِنَّا
أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَكَانُوا كَهَشِيمِ
الْمُحْتَظِرِ ۞وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن
مُّدَّكِرٍ ۞ كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ بِالنُّذُرِ ۞ إِنَّا أَرْسَلْنَا
عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلَّا آلَ لُوطٍ ۖ نَّجَّيْنَاهُم بِسَحَرٍ ۞
نِّعْمَةً مِّنْ عِندِنَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي مَن شَكَرَ ۞وَلَقَدْ
أَنذَرَهُم بَطْشَتَنَا فَتَمَارَوْا بِالنُّذُرِ
Kaum Tsamûd telah
mendustakan peringatan-peringatan Shâlih, seorang nabi yang diutus
kepada mereka. (23) Mereka berkata, "Apakah seorang manusia biasa di
antara kita yang harus kita ikuti? Kalau kita mengikutinya, kita tentu
akan tersesat dan gila. (24) Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya,
sementara di antara kita ada yang lebih pantas daripada dirinya?
Sebenarnya ia hanyalah seorang yang banyak berbohong dan mengingkari
nikmat."(25) Kelak, pada hari diturunkannya azab, mereka akan mengetahui
siapa sebenarnya yang berdusta dan mengingkari nikmat: merekakah atau
Shâlih, rasul mereka? (26) Kami, sungguh, akan mengirim unta
betina--sebagai mukjizat Shâlih, rasul Kami--untuk menguji mereka.
Nantikan dan lihatlah tindakan mereka. Bersabarlah dalam menghadapi
tindakan mereka yang menyakitkan sampai keputusan Allah tiba. (27)
Beritahukan mereka bahwa air itu milik bersama antara mereka dan unta
betina itu. Masing-masing mendapat giliran minum pada hari yang
ditentukan.(28) Mereka memanggil kawannya yang kemudian bersiap-siap
menangkap dan menyembelih unta itu. Alangkah dahsyatnya siksa dan
peringatan-Ku bagi orang-orang yang melanggar! (29–30) Kami, sungguh,
menimpakan kepada mereka satu bunyi yang amat keras. Seketika, mereka
menjadi seperti pohon kering yang dikumpulkan oleh orang yang punya
kandang.(31) Kami telah memudahkan al-Qur'ân untuk dijadikan sebagai
nasihat dan pelajaran. Adakah yang mau menjadikannya pelajaran? (32)
Pengajaran dari kisah Nabi Saleh
Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur,
bahkan tersapu bersih di atas bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah
Allah yang dilakukan oleh beberapa orang pembunuh unta Nabi Saleh. Di
sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf,
nahi mungkar. Ini kerana dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar
yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil
mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan perlindungan
kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui
perbuatan mungkar itu.
Bersikap acuh tak acuh terhadap maksiat
dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai
persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.
Post a Comment