KISAH NABI SULAIMAN
Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan.
Nabi Sulaiman Seorang Juri
Sewaktu Daud,
ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il ia selalu mendampinginnya
dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani
perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam
masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri
sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani
urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai
putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba
saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana
ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang
bahkan lebih tua usia daripadanya.
Suatu peristiwa yang
menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu terjadi pada salah
satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. dalam persidangan itu
dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa
mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu
telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang
mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya
begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yang diadukan itu
mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan
ternakannyalah yang merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya
itu.
Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa
sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan
kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu
harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai
ganti rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang
ternakannya. Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang
dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si
ayah: "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut
berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa
tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara,
diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang
perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya
pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai kembali kepada
keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya,
sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang
mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya."
Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua
orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang
menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian
Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan
berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan
pendapat ayahnya.
Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.
Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.
Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya
Sejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud untuk
menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra'il.
Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il.
Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il.
Absyalum berketetapan hati akan
memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-matian untuk
merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia
korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi
rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati
rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong
menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan
mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi
memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat
orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri
masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian.
Setelah merasa
bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra'il dan
bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari mereka,
Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk melaksanakan rencana
rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan
paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri
menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong
rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka
haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan
pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana
berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat
pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai
meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan
Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi
kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan
perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra
dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi Daud merasa sedih melihat
keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, akibat perbuatan
puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan
diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parahnya keadaan.
Ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak
diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya
menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar
meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para
pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi
Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun
memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan
negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang
durhaka itu.
Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang
tekun kepada Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera
mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan
tentera dari para pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem
untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum.
Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan
menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin
menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu,
teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan
jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah
menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya.
Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali
membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia
terkurung dan terkepung.
Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah
Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota
Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan
Bani Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang
lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah
diwasiatkan oleh ayahnya.
Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk Lain
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani Isra'il yang
makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya
makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung-burung yang kesemuanya
berada di bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan
melaksanakan segala komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula
suatu kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk
dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan
piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada diatas
tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya.
Sebagai salah satu
mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan
beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara binatang-binatang
dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang ia
perintahkan dan ucapkan.
Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut
yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya
seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat
mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu.
Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah
tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan
sedar.
Sulaiman dan Ratu Balqis
Setelah Nabi Sulaiman
membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan
nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di
San'a - ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung
pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus
itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada
diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan
tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan
mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa
alasan dan uzur yang nyata.
Berkata burung Hud-hud yang hinggap
didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan:: "Aku telah
melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat
penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah
kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan
diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas
sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Aku
melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta
yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka
tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka
bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan
oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar."
Berkata Sulaiman
kepada Hud-hud: "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu kerana berita yang
engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk
mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan
lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian
kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan
selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini."
HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."
HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."
Setelah
dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para
pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan
tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman
yang diterimanya itu.
Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: "Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu."
Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: "Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu."
Ratu Balqis menjawab:
"Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara
kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang
melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas
kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk
menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak
sependirian dengan kamu sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih
bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan
dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai
terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami,
maka nescaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sgt
menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan,
memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan
nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang
wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa
ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu,
aku akan cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah
kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu
tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku
akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku
itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya.
Selagi Ratu
Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada
Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan
membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai
Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan
membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya.
Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba.
Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba.
Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah
mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian
mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah
kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu
dengan hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa
Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan
mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada
seseorang drp makhluk-Nya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai
nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku
tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin
dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan
harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari
kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh
bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi,
sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira
bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu
kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala
tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan
akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya
sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan
kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang
berserah diri kepadaku."
Perutusan Balqis kembali melaporkan
kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh
Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan
diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan
datang menghadap dia di istananya.
Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.
Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.
Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: "Aku sanggup membawa tahta
itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat
dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.
Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu."
Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia."
Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu."
Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia."
Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman
memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna
tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu
tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya
menundingkan kepada tahtanya: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab:
"Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri," seraya bertanya-tanya dalam
hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia
yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan
Saba.
Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran,
kehairanan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman,
ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk
penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih.
Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada
dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air
yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini."
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini."
"Oh,Tuhanku," Balqis
berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan
Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "aku telah lama tersesat
berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan
menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu.
Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas
dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang."
Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis
Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi,
bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari
perkahwinannya itu lahirlah seorang putera.
Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu alam bisshawab.
Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu alam bisshawab.
Wafatnya Nabi Sulaiman
Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan
kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia
sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang
mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi
Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman
tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya
yang dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui
sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang
mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan.
Berbagai cerita
yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman,
namun kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah
hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa
yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allahlah yang lebih
Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.
Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44
Post a Comment