SAJA'AH ATAU Mempertahankan Kejujuran Sebagai Cermin Kepribadian materi pai smk/sma kELAS 10
Mempertahankan Kejujuran Sebagai Cermin
Kepribadian
Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan “aś-śidqu” atau “śiddiq” yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. Secara istilah, jujur atau aś-śidqu bermakna (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; (2) kesesuaian antara informasi dan kenyataan; (3) ketegasan dan kemantapan hati; dan (4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan
Pembagian Sifat Jujur
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (śiddiq) sebagai berikut.
- Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.
- Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.
- Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan żahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.
Jujur
adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan,
baik berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanat
disebut al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia.
Dinamakan demikian karena segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya
menjadi aman dan terjamin dari segala bentuk gangguan, baik yang datang
dari dirinya sendiri maupun dari orang lain.
Di antara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad saw.
berhasil dalam membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan
akhlaknya yang sangat terpuji. Salah satu sifatnya yang menonjol adalah
kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayatnya, sehingga ia
mendapat gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya atau jujur).
Post a Comment