Header Ads

test

Khalifah Utsman Bin Affan

Khalifah Utsman Bin Affan 

Nasab & Keturunan Beliau
Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.1
Abu Amr, Abu Abdullah2 al-Quraisy, al-Umawi Amirul mukminin Dzun Nurain yang telah berhijrah dua kali dan suami dari dua orang putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim Bidha’ binti Abdul Muththalib paman Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Beliau salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberitakan masuk surga dan salah seorang anggota dari enam orang anggota Syura serta salah seorang dari tiga orang kandidat khalifah dan akhirnya terpilih menjadi khalifah sesuai dengan kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar رضي الله عنهم juga merupakan khulafaur Rasyidin yang ketiga, imam mahdiyin yang diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka.
Ciri-Ciri & Akhlak Beliau
Beliau رضي الله عنه adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang lebat, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendian yang besar, berbahu bidang, berambut lebat, bentuk mulut bagus yang berwarna sawo matang. Dikatakan pada wajah beliau رضي الله عنه terdapat bekas cacar.3
Dari az-Zuhry berkata, “Beliau berwajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu bidang, berdahi lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar.4
Beliau رضي الله عنه memiliki akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat, mendahulukan kebutuhan keluarga dan familinya dengan mem-berikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin beliau bermaksud untuk men-dorong mereka agar lebih mendahulukan sesuatu yang kekal daripada sesuatu yang fana. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah صلى الله عليه وسلم terkadang beliau memberikan harta kepada suatu kaum dan tidak member kaum yang lain karena khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka. Sebagian kaum memprotes beliau karena perlakuan tersebut sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Khawarij terhadap Rasulullah صلى الله عليه وسلم atas pembagian harta rampasan perang Hunain.
Imam Ahmad berkata, “Telah mengatakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim ia berkata, telah mengatakan kepada kami Yunus yakni Ibnu ‘Ubaid ia berkata, telah mengatakan kepadaku ‘Atha’ bin Farrarakh Maula Qurasyiyin bahwa Utsman bin Affan menjual sebidang tanah kepada seseorang hanya saja orang itu terlambat menerimanya, ketika beliau bertemu dengannya beliau menanyakan sebabnya, ‘Apa yang menyebabkan kamu terlambat menerima hartamu?’ Ia menjawab, ‘Engkau telah menipuku! Setiap aku bertemu dengan seseorang ia menyesalkan pembelian tanah tersebut.’ Beliau berkata, ‘Apa hanya itu yang membuatmu terlambat?’ Jawabnya, ‘Benar.’ Beliau berkata, ‘Kamu boleh pilih apakah kamu mau meminta uang itu kembali atau mengambil tanah.’
Kemudian ‘Atha’ bin Farrarakh Maula Qurasyiyin berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Allah memasukkan ke dalam surga seorang mempermudah jual beli, menghukum dan terhukum.”5
Diriwayatkan dari Ibnu Jarir bahwa Thalhah رضي الله عنه datang menemui Utsman bin Affan رضي الله عنه di luar masjid dan berkata kepada beliau, “Uang lima puluh ribu yang dulu aku pinjam sekarang sudah ada, kirimlah utusanmu untuk datang mengambilnya!” Beliau menjawab, “Uang tersebut sudah kami hibahkan untukmu karena kepahlawananmu.”
Ash-Sham’i berkata, “Ibnu ‘Amir mengangkat Quthn bin ‘Auf al-Hilaly sebagai gubernur di daerah Karman. Maka datanglah pasukan kaum muslimin yang berkekuatan empat ribu personil. Ketika itu ada sebuah lembah sedang dialiri air yang menghalangi perjalanan tentara tersebut. Karena khawatir mereka terlambat maka ia berkata, “Barangsiapa yang berhasil melintas sampai ke seberang maka ia akan mendapat hadiah sebanyak seribu dirham.” Mereka harus melewati tantangan yang besar ini. Setiap kali orang berhasil melintasinya Quthn berkata, “Berikan hadiahnya!” Hingga semua pasukan berhasil melintasi aliran air tersebut, Jumlahnya sebanyak empat juta dirham, namun lbnu ‘Amir enggan untuk memberikannya, lantas ia mengirim surat kepada Utsman bin Affan, beliau menjawab, “Berikanlah uangnya karena ia telah membantu kaum muslimin yang sedang berada di jalan Allah” Mulai hari itu dinamakanlah hadiah itu dengan nama hadiah penyeberangan lembah.6
Islam & Jihad Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu
Utsman bin Affan masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ash-Shiddiq. Beliau adalah orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah صلى الله عليه وسلم, kemudian kembali ke Makkah dan hijrah ke Madinah. Beliau tidak dapat ikut serta pada perang Badar karena sibuk mengurusi putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم (istri beliau) yang sedang sakit, jadi beliau hanya tinggal di Madinah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم Memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala perang tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika istri beliau meninggal, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menikahkannya dengan adik istrinya yang bernama Ummu Kaltsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi istri beliau. Beliau ikut serta dalam peperangan Uhud, Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah yang pada waktu itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman bin Affan juga ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk, dan beliau juga pernah memberikan untuk pasukan ‘Usrah sebanyak tiga ratus ekor unta dengan segala perlengkapannya.
Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan datang membawa seribu dinar dan meletakkannya di kamar Rasulullah صلى الله عليه وسلم Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, ”Tidak ada dosa bagi Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali).”7
Rasulullah صلى الله عليه وسلم pergi menunaikan haji Wada’ bersama beliau. Rasulullah صلى الله عليه وسلم wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan. Kemudian beliau menemani Abu Bakar dengan baik dan Abu Bakar wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan. Beliau menemani Umar dengan baik dan Umar wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota lainnya.
Utsman bin Affan menjadi khalifah setelah Umar رضي الله عنه. banyak menaklukkan berbagai negara melalui tangan beliau. Semakin lebarlah wilayah negara Islam dan bertambah luaslah negara Muhammadiyah ini serta sampailah misi Rasulullah صلى الله عليه وسلم ke sebelah timur dan barat bumi ini. Nampaklah kebenaran Firman Allah سبحانه و تعالى,
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik.” (An-Nur: 55).
Firman Allah سبحانه و تعالى ,
“Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.“ (Ash-Shaf: 9).
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“jika Kaisar mati maka tida lagi kaisar setelahnya dan jika Kisra meninggal maka tiada lagi Kisra setelahnya, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya harta-harta karun mereka akan di gunakan untuk perang di jalan Allah.”8
Semua ini terjadi dan terbukti pada zaman Utsman bin Affan رضي الله عنه
Kisah Para Khalifah
Khalifah Utsman Bin Affan [Bag.02]
Keistimewaan Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu
Imam al-Bukhari berkata dalam Shahihnya, “Bab Manaqib Utsman bin Affan Abi Amr al-Quraisy.”
*Berita Gembira Bahwa Beliau adalah Penduduk Surga
1. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Siapa saja yang menggali Sumur Rumata maka untuknya surga.” Maka sumur tersebut digali oleh Utsman.
2. Beliau bersabda lagi:
“Barangsiapa yang mendanai pasukan ‘Usrah maka untuknya surga.” Maka Utsman bin Affan mendanai pasukan tersebut.
3. Dari Abu Musa al-Asy’ary رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم masuk ke dalam sebuah kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau bersabda:
“Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata’ lelaki tersebut adalah Abu Bakar. Lantas datang lelaki lain meminta izin agar diizinkan masuk, beliau bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata lelaki tersebut adalah Umar bin Khaththab. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai dengan cobaan yang menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan.
Hammad berkata, “Telah mengatakan kepada kami ‘Ashim al-Ahwal dan Ali bin al-Hakam, mereka berdua telah mendengar bahwa Abu Utsman al-Hindy menceritakan dari Abu Musa seperti hadits tersebut dan Ashim manambahkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم sedang duduk di suatu tempat yang disana terdapat air sambil menyingkapkan kedua betis beliau -atau lututnya- di saat Utsman bin Affan ra. masuk beliau menutup lututnya.
*Utsman Adalah Salah Seorang yang Memenuhi Panggilan Allah dan RasulNya dan Berhijrah Dua Kali.
4. Dari Ibnu Syihab ia berkata,’”Urwah telah mengabarkan kepadaku bahwa Ubaidillah bin ‘Ady bin al-Khiyar telah mengabarkan kepadaku bahwa Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman bin al-Aswad bin Abdul Yaghuts telah berkata, ‘Apa yang menghalangimu untuk berbicara kepada Utsman tentang saudaranya al-Walid, karena orang-orang sedang sibuk membicarakan tentang permasalahan tersebut. Aku berniat menemui Utsman hingga ia keluar untuk mengerjakan shalat. Kukatakan kepadanya, ‘Ada yang perlu aku bicarakan denganmu yang isinya merupakan nasihat untukmu. Beliau berkata, ‘Hai lelaki menjauhlah!’ -Ma’mar berkata, ‘Aku mengira beliau berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu.’- Kemudian aku pun kembali menemui keduanya. Kemudian datanglah utusan dari Utsman dan aku mendekatinya. Ia berkata, ‘Apa isi nasihatmu?’ Aku katakan, ‘Se-sungguhnya Allah سبحانه Ùˆ تعالى telah mengurus Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan membawa kebenaran serta menurunkan kitab kepada beliau sedang kamu adalah salah seorang yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya صلى الله عليه وسلم, engkau juga telah melakukan hijrah dua kali, telah menemani Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan telah melihat langsung sunnah beliau. Lihatlah masyarakat sedang sibuk membicarakan tentang kasus Al-Walid.’ Ia bertanya, ‘Apakah engkau sempat menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم?’ Aku jawab, Tidak, tetapi ilmu beliau yang murni telah sampai kepadaku sebagaimana sucinya seorang perawan dibalik hijabnya.’
Ia berkata, ‘Amma Ba’du, Sesungguhnya Allah سبحانه Ùˆ تعالى telah mengutus Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan membawa kebenaran dan aku termasuk salah seorang yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya, aku beriman dan apa yang dibawa beliau, aku juga melakukan hijrah dua kali -sebagaimana yang telah engkau katakan- dan aku juga telah menemani dan membai’at Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Demi Allah aku tidak pernah mendurhakai dan mengkhianati beliau hingga Allah mewafatkan beliau, demikian juga Abu Bakar dan Umar, kemudian aku diangkat menjadi khalifah, bukankah aku memiliki haq seperti haq mereka?’ Aku jawab, ‘Benar.’ Ia berkata lagi, ‘Ada apa dengan berita-berita yang sampai kepadaku? Adapun tentang permasalahan al-Walid akan kita selesaikan dengan benar insya Allah.’ Kemudian beliau memanggil Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه dan memerintahkannya agar mendera al-Walid sebanyak delapan puluh kali”
*Kabar Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid
5. Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik رضي الله عنه berkata, “Rasulullah صلى الله عليه وسلم memanjat gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman lantas gunung tersebut bergetar. Beliau bersabda:
“Tenanglah wahai Uhud! -aku perkirakan beliau menghentakkan kakinya- tidak ada siapa-siapa di atasmu melainkan hanya seorang Nabi, Ash-Shiddiq dan dua orang syahid.“
* Tingkat Keistimewaan Beliau
6. Diriwayatkan dari Ibnu Umar رضي الله عنهما berkata, “Pada zaman Rasulullah صلى الله عليه وسلم kami tidak menyamakan Abu Bakar dengan sahabat yang lain kemudian Umar dan kemudian Utsman. Setelah itu kami tidak mengistimewakan antara satu sahabat dengan sahabat yang lain.”
* Persaksian Ibnu Umar tentang Keistimewaan Utsman dan Pembelaannya Terhadap Beliau
7. Diriwayatkan dari Utsman bin Mauhab ia berkata, “Seorang lelaki datang dari Mesir untuk melaksanakan haji, lantas ia melihat suatu kaum sedang duduk-duduk, ia bertanya, ‘Siapa mereka?’ Mereka mengatakan, ‘Mereka adalah kaum Quraisy.’ Ia bertanya lagi, ‘Siapa yang paling alim di antara mereka?’ Mereka jawab, ‘Abdullah bin Umar’ Kemudian ia berkata kepadanya, ‘Wahai Ibnu Umar, aku ingin bertanya sesuatu kepada anda maka tolong dijawab! Apakah anda tahu bahwa Utsman lari meninggalkan pasukan pada perang Uhud?’ Ibnu Umar menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut dalam perang Badar?’ Ibnu Umar menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut pada Bai’at Ridhwan?’ Ibnu Umar menjawab, ‘Benar.’ Lelaki itu berkata, ‘Allahu Akbar.’ Ibnu Umar berkata, ‘Kemarilah aku akan jelaskan kepadamu tentang permasalahan tersebut. Adapun mengenai larinya beliau dari perang Uhud sesungguhnya ia telah mendapat ampunan dari Allah, ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar karena ia sedang disibukkan mengurus istri beliau yakni putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang sedang sakit dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepadanya,
“Sesungguhnya engkau mendapatkan pahala seorang yang ikut serta dalam perang Badar dan engkau juga mendapatkan bagian pada harta rampasannya.‘
Adapun ketidak ikutsertaan beliau pada Bai’at Ridhwan, kalaulah sekiranya ada seorang yang lebih terhormat di Kota Makkah selain Utsman tentunya Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan menggantikan Utsman dengan orang tersebut. Namun Rasulullah صلى الله عليه وسلم tetap mengirimkan Utsman ke Makkah dan Bai’at Ridhwan terjadi setelah kepergian Utsman ke Makkah, Rasulullah mengisyaratkan dengan tangan kanannya seraya bersabda, ‘Ini adalah tangan Utsman.’ Lantas menepukkannya dengan tangan beliau dan bersabda,‘Ini adalah bai’at Utsman.’ Ibnu Umar berkata kepada lelaki itu, ‘Nah bawalah berita ini karena sekarang engkau sudah tahu’.”
* Rasa Malu yang Dimiliki Utsman bin Affan
8. Imam Ahmad berkata, “Hajjaj telah mengatakan kepada kami dan berkata, Laits telah mengatakan kepada kami dan berkata, Uqail telah mangabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab dari Yahya bin Sa’id bin al-’Ash bahwa Sa’id bin al-’Ash telah menceritakan kepadaku bahwa ‘Aisyah Istri Nabi صلى الله عليه وسلم dan Utsman telah menceritakan kepadanya bahwa Abu Bakar me minta izin kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan beliau sedang berbaring di tempat tidurnya sambil berselimut dengan selimut ‘Aisyah رضي الله عنها Rasulullah memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula. Setelah Abu Bakar menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Kemudian Umar datang meminta izin kepada Rasulullah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula. Setelah Umar menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Lalu Utsman berkata, ‘Lantas aku pun minta izin lalu Rasulullah duduk dan bersabda kepada ‘Aisyah, ‘Ambillah selimutmu!’ Setelah aku menyelesaikan hajatku, akupun pergi. ‘Aisyah berkata, ‘Ya Rasulullah! Aku melihat engkau menyambut Abu Bakar dan Umar tidak seperti sambutanmu terhadap Utsman?’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya Utsman adalah seorang pemalu, aku khawatir jika aku menyambutnya dalam posisi seperti itu, ia tidak jadi mengungkapkan keperluannya.’
Laits berkata, ‘Sekelompok orang berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepada ‘Aisyah, “Tidakkah aku merasa malu sebagaimana malunya malaikat terhadap dirinya?”.9
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Muhammad bin Abi Har-malah dari ‘Atha’ dan Sulaiman (keduanya adalah anak Yasar) dan Abi Salamah bin Abdur Rahman dari ‘Aisyah ra.. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la al-Mushily dari Suhail dan Ayahnya dari ‘Aisyah رضي الله عنها . Dan diriwayatkan Jubair bin Nufair dan ‘Aisyah binti Thalhah dari ‘Aisyah رضي الله عنها”
9. Imam Ahmad berkata, “Waqi’ telah mengatakan kepada kami dari Sufyan dari Khalid al-Hadzdza’ dari Abi Qilabah dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
”Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar, yang paling tegas terhadap agama Allah adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui tentang halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal, yang paling hafal tentang al-Qur’an adalah Ubay dan yang paling mengetahui tantang ilmu waris adalah Zaid bin Tsabit. Setiap umat mem-punyai seorang yang terpercaya dan orang yang terpercaya di kalangan umatku adalah Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah. “10
Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dari hadits Khalid al- Hadzdza’. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”11
* Kedudukan Utsman bin Affan di Tengah Umat
10. Imam Ahmad berkata, “Abu Dawud -Umar bin Sa’ad- telah mengatakan kepada kami, ‘Badar bin Utsman telah mengatakan kepada kami dari Ubaidah bin Marwan dari Abi ‘Aisyah dari Umar ia berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم keluar mendatangi kami setelah terbit matahari dan bersabda,
“Aku melihat sebelum fajar seakan-akan aku diberi al-maqalid dan timbangan. Adapun almaqalid adalah kunci-kunci dan timbangan adalah alat yang biasa kalian pakai untuk menimbang. Kemudian aku diletakkan pada daun timbangan yang satu dan umatku diletakkan – pada daun timbangan yang lain dan ternyata aku lebih berat. Kemudian didatangkan Abu Bakar dan ditimbang dengan mereka, ternyata Abu Bakar lebih berat dari mereka. Lantas didatangkan Umar dan ditimbang dengan mereka, ternyata Umar lebih berat dari mereka. Lalu didatangkan Utsman dan ditimbang dengan mereka, ternyata Utsman lebih berat dari mereka. Kemudian mimpi tersebut terputus.’
Hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad’.”12
11. Sufyan bin Ya’qub berkata, “Hisyam bin ‘Ammar telah mengatakan kepada kami dan berkata,’ Amr bin Waqqid telah mengatakan kepada kami dan berkata, ‘Yunus bin Maisarah telah mengatakan kepada kami dari Abi Idris dari Mu’adz bin Jabal berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
” Sesungguhnya aku melihat bahwa aku diletakkan di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. Lantas diletakkan Umar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. “13
* Wasiat Nabi Kepada Utsman bin Affan Agar Tetap Sabar dan Tidak Memenuhi Tuntutan Agar la Turun dari Jabatan
12. Imam Ahmad berkata, “Abul Mughirah telah mengatakan kepada kami dan berkata, al-Walid bin Sulaiman14 telah mengatakan kepada kami dan berkata, Rabi’ah bin Yazid telah mengatakan kepadaku dari Abdullah bin ‘Amir dari an-Nu’man bin Basyir dari Aisyah ia berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengutus kepada Utsman bin Affan agar ia datang menghadap. Ketika ia datang Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya maka salah seorang kamipun menyambut kedatangan yang lain dan ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah sambil menepuk pundaknya,
‘Wahai Utsman mudah-mudahan Allah akan memakaikan untukmu sebuah pakaian dan orang-orang munafik ingin melepaskan pakaian tersebut maka jangan engkau lepaskan hingga engkau menemuiku (meninggal).’ Tiga kali.
Aku katakan, ‘Ya Ummul Mukminin hadits ini aku riwayatkan darimu.’ Aisyah menjawab, ‘Demi Allah aku sudah lupa.’ Kemudian aku beritakan hal tersebut kepada Mu’awiyah bin Abi Sufyan, namun ia kurang yakin hingga ia menulis surat kepada Ummul Mukminin, Tuliskan untukku tentang hadits ini!’ Maka Ummul Mukminin menuliskan tentang hadits tersebut.”15
Abu Abdullah al-Jasry16 telah meriwayatkan dari ‘Aisyah dan Hafshah seperti hadits telah lalu.17 Qais bin Abi Hazim18 dan Abu Sahlah dari ‘Aisyah رضي الله عنها 19
Abu Shalah meriwayatkan dari Utsman bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengambil suatu perjanjian dariku agar aku sabar melaksanakannya.20
Faraj bin Fudhalah meriwayatkan dari Muhammad bin al-Walid az-Zubaidy dari Zuhry dari ‘Urwah dari Aisyah رضي الله عنها kemudian menyebutkan hadits tersebut.”21
Adalah Darul Quthny berkata, “Hanya al-Faraj bin Fudhalah yang meriwayatkan hadits ini.”22
*Persaksian ‘Aisyah Terhadap Utsman bin Affan رضي الله عنه
Imam Ahmad berkata, “Abdush Shamad telah mengatakan kepada kami dan berkata, Fathimah binti Abdurrahman telah mengatakan kepadaku bahwa ia berkata, Ibuku telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah رضي الله عنها dengan mengutus pamannya, ‘Salah seorang anakmu mengirimkan salam untukmu dan bertanya tentang Utsman yang sedang dicela oleh banyak orang.’ Beliau menjawab, ‘Semoga Allah سبحانه وتعالى melaknat orang yang melaknat Utsman. Demi Allah waktu itu ia sedang duduk di sisi Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan Rasulullah sedang menyandarkan punggungnya kepadaku dan Jibril sedang menyampaikan wahyu al-Qur’an, beliau bersabda, Tulislah wahyu tersebut ya ‘Utsaim23(Utsman).’ ‘Aisyah berkata, ‘Tidaklah Allah menempatkan seseorang pada kedudukan seperti itu melainkan orang tersebut telah bersikap mulia terhadap Allah dan RasulNya’.”24
Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan dari Yunus dari Umar bin Ibrahim al-Yasykary dari ibunya bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang Utsman di dekat Ka’bah. Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut.25
* Berita Tentang Terjadinya Fitnah yang Menyebabkan terbunuhnya Utsman dan Beliau Berada di Atas Kebenaran
Imam Ahmad berkata, “Aswad bin Amir telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Sinan bin Harun telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kulaib bin Waail telah mengatakan kepada kami dari Ibnu Umar ia berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah menceritakan tentang fitnah dan beliau bersabda,
“Orang yang menyelimuti mukanya ini, akan terbunuh secara zhalim pada waktu itu.”
Lalu aku melihat orang tersebut, ternyata ia adalah Utsman bin Affan رضي الله عنه”26
Hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Ibrahim bin Sa’ad dari Syadzan. Beliau mengatakan, “Hadits ini hasan gharib dari sisi ini dari hadits Ibnu Umar”27
15. Imam Ahmad berkata, “Affan telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Wuhaib telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Musa bin ‘Utbah telah mengatakan kepada kami, kakekku dan bapak ibuku Abu Habibah telah mengatakan kepadaku bahwa ia masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di dalamnya. Beliau mendengar Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara maka beliau mengizinkannya. Ia berdiri seraya memuji Allah سبحانه Ùˆ تعالى lantas berkata, “Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
“Sesungguhnya engkau akan menemui fitnah dan perselisihan setelahku nanti atau beliau berkata perselisihan dan fitnah- salah seorang bertanya, “Siapa yang harus kami ikuti ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, “Ikutilah al-Amin ini dan para sahabatnya.” Sambil menunjuk kepada Utsman’.”28
Ibnu Katsir berkata, “Hanya Ahmad yang meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang hasan jayyid. Tidak ada yang mengeluarkannya dari jalur ini.”
16. Imam Ahmad berkata, “Abu Usamah Hamad bin Usamah29 telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kahmas bin al-Hasan telah mengatakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq ia berkata, Harmy bin Harits dan Usamah bin Khuraim (pada saat itu sedang berperang) telah mengatakan kepadaku dan mereka berdua mengisahkan satu hadits, mereka tidak menyangka bahwa masing-masing mereka telah menceritakan hadits tersebut kepadaku dari Murrah al-Bahzy ia berkata, ‘Di saat kami bersama Rasulullah di sebuah jalan yang ada di Madinah beliau bersabda,
“Apa yang akan kalian lakukan jika fitnah menerjang seluruh penjuru bumi bagaikan tanduk sapi?” mereka bertanya, “Apa yang harus kami lakukan ya Rasululah?” Beliau menjawab, “Ikutilah orang ini dan sahabat-sahabatnya.” Akupun mempercepat jalanku agar jelas bagiku hingga aku mendekati lelaki tersebut lalu kukatakan, “Apakah dia yang engkau maksud ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, ” Ya dia.” Ternyata lelaki itu adalah Utsman bin Affan. Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata lagi, “Ya dia dan sahabat-sahabatnya.”30
17. At-Tirmidzi berkata dalam Jami’nya, “Muhammad bin Basyar telah mengatakan kepada kami, ‘Abdul Wahhab Ats-Tsaqafy telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, ‘Ayyub telah mengatakan kepada kami dari Abu Qilabah dari Abi al-’Ats’ats ash- Shan’any, bahwa para khatib berbicara di negeri Syam dan di antara mereka ada sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم kemudian berdiri orang yang terakhir bernama Murrah bin Ka’ab seraya berkata, ‘Kalau tidak karena hadits dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم aku tidak akan berbicara. Lantas ia menyebutkan tentang fitnah dan menyebutkan seorang lelaki yang sedang menyelimuti mukanya dengan kain, kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم, bersabda, Adapun dia ini pada saat itu berada di atas petunjuk.’ Maka akupun mendatanginya yang ternyata adalah Utsman bin Affan, lalu aku menghadap Rasulullah, dan kukatakan, ‘Apa dia yang engkau maksud?’ Beliau menjawab, ‘Benar’.”
Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini sanadnya hasan shahih.”31
* Kesungguhan Beliau Dalam Beribadah
Telah diriwayatkan dari berbagai jalur bahwa beliau pernah shalat dengan mambaca semua al-Qur’an pada satu rakaat di kamar al-Aswad pada musim haji. Dan ini adalah ketekunan beliau رضي الله عنه.32
Kami telah meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia berkata tentang Firman Allah سبحانه وتعالى
” (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya.” (Az-ZUmar ra.: 9).
“Bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah Utsman bin Affan”33
Ibnu Abbas dalam mengomentari Firman Allah سبحانه و تعالى,
“Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus.” (An-Nahl: 76).
Ia berkata, “Maksudnya adalah Utsman bin Affan”34
Hassan رضي الله عنه berkata,
Berkorban hingga beruban sebagai tanda sujud,
Memotong malam dengan bertasbih dan membaca al-Qur ‘an.
Bersambung…
Kisah Para Khalifah
Khalifah Utsman Bin Affan [Bag.03]
Istri & Putra-Putri Beliau
-Beliau menikahi Ruqayah binti Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan dianugrahi seorang anak yang bernama Abdullah dan menjadikannya sebagai kuniyah. Pada masa jahiliyah beliau berkuniah Abu ‘Amr.
-Setelah Ruqayah wafat, beliau menikahi adiknya yang bernama Ummu Kaltsum dan kemudian Ummu Kaltsum pun wafat.
-Kemudian beliau menikahi Fakhitah binti Ghazwan bin Jabir dan dianugrahi seorang anak yang bernama Abdullah al-Ashghar.
-Lantas beliau menikahi Ummu ‘Amr binti Jundub bin ‘Amr al-Azdyah dan dianugrahi beberapa orang anak yang bernama ‘Amr, Khalid, Aban, ‘Umar dan Maryam.
-Lalu beliau menikah dengan Fathimah binti Al-Walid bin Abdusy Syamsy bin al-Mughirah al-Makhzumiyah dan lahirlah Al-Walid, Sa’id dan Ummu Utsman.
-Kemudian menikahi Ummu al-Banin binti ‘Uyainah bin Hishn al-Fazariyah dan dianugerahi seorang anak yang bernama Abdul Malik dan dikatakan ‘Utbah.
-Lantas beliau menikahi Ramlah binti Syaibah bin Rabi’ah bin Abdusy Syamsy bin Abdul Manaf bin Qushay dan lahir beberapa orang anak yang bernama ‘Aisyah, Ummu Aban, Ummu ‘Amr dan Banat Utsman.
-Lalu beliau menikah dengan Na’ilah binti al-Farafishah bin al-Ahwash bin ‘Amr bin Tsa’labah bin al-Harits bin Hishn bin Dhamdham bin ‘Ady bin Junab bin Kalb dan dianugerahi seorang anak yang bernama Maryam dan dikatakan juga dengan ‘Anbasah.35
Ketika terbunuh, beliau رضي الله عنه memiliki empat orang istri: Na’ilah, Ramlah, Ummul Banin dan Fakhitah.
Dikatakan bahwa beliau telah mencerai Ummul Banin di saat beliau se-dang terkepung.36
Wasiat-Wasiat Ustman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu
Hisyam bin ‘Urwah berkata dari ayahnya bahwa Utsman رضي الله عنه memberikan wasiat kepada Zubair. 37
Al-Ashma’i berkata, “Dari al-’Ala’ bin al-Fadhl dari ayahnya berkata, “Ketika Utsman bin Affan terbunuh mereka memeriksa lemari-lemarinya dan mereka dapati di dalamnya sebuah kotak yang terkunci. Setelah mereka buka ternyata isinya adalah selembar kertas yang bertuliskan:
* Ini adalah wasiat Utsman
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang
“Utsman bin Affan bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu bagiNya dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Surga itu benar adanya dan neraka itu juga benar adanya. Bahwasanya Allah akan membangkitkan manusia dari dalam kubur di hari yang tidak diragukan lagi dan Allah tidak akan menyelisihi janjiNya. Di atasnya manusia hidup dan di atasnya pula manusia mati dan di atasnya juga akan dibangkitkan kembali insya Allah”
Masa Kekhalafahan & Umur Beliau radhiyallahu ‘anhu
Masa khilafahnya adalah sebelas tahun sebelas bulan dan tujuh belas hari. Beliau dibai’at pada awal bulan Muharram tahun dua puluh empat Hijriyah dan terbunuh pada tanggal delapan belas Dzulhijjah tahun tiga puluh lima hijrah.38
Adapun usia beliau telah mencapai lebih dari delapan puluh tahun. Shalih bin Kaisan berkata, “Beliau wafat pada usia delapan puluh tahun beberapa bulan.” Dikatakan, “delapan puluh empat tahun.” Qatadah berkata, “Beliau meninggal pada usia delapan puluh delapantahun atau sembilan puluh tahun.”
Foot Note:
35 Lihat tentang istri-istri dan anak-anak beliau: Mush’ab Zubairy. Nashab Quraisy, 104-105 tetapi ia bercabang pada anaknya dari Na’ilah ia berkata, “Ummu Khalid, Arwa, Ummu Abaan ash-Shughra, Banat Utsman ibu mereka Na’ilah binti al-Farafishah.” Lihat juga Ibnu Jarir, Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/420 dengan sedikit perbedaan pada nama anak-anak beliau.
36 Ibnu Jarir Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/421, dan Ibnul Jauzy, al-Muntazhim fi Tarikh al-Mulk wal Umam, 4/336.
37 Mush’ab Zubairy, Nashab Quraisy, 106
38 Ini merupakan riwayat kebanyakan ahli sejarah sebagaimana yang telah disebutkan oleh ath-Thabari, 4/415.
ar-Rusul wal Muluk, 4/420 dengan sedikit perbedaan pada nama anak-anak beliau.
36 Ibnu Jarir Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/421, dan Ibnul Jauzy, al-Muntazhim fi Tarikh al-Mulk wal Umam, 4/336.
37 Mush’ab Zubairy, Nashab Quraisy, 106
38 Ini merupakan riwayat kebanyakan ahli sejarah sebagaimana yang telah disebutkan oleh ath-Thabari, 4/415.

Tidak ada komentar

terima kasih telah berkomentar