KISAH NABI DAUD
Nabi Daud A.S
Daud bin Yisya adalah salah seorang dari tiga belas bersaudara turunan ketiga belas dari Nabi Ibrahim a.s. Ia tinggal bermukim di kota Baitlehem, kota kelahiran Nabi Isa a.s. bersama ayah dan tiga belas saudaranya.
Daud bin Yisya adalah salah seorang dari tiga belas bersaudara turunan ketiga belas dari Nabi Ibrahim a.s. Ia tinggal bermukim di kota Baitlehem, kota kelahiran Nabi Isa a.s. bersama ayah dan tiga belas saudaranya.
Daud Dan Raja Thalout
Ketika
raja Thalout raja Bani Isra'il mengerahkan orang supaya memasuki tentera
dan menyusun tentera rakyat untuk berperang melawan bangsa Palestin,
Daud bersama dua orang kakaknya diperintahkan oleh ayahnya untuk turut
berjuang dan menggabungkan diri ke dalam barisan askar Thalout. Khusus
kepada Daud sebagai anak yang termuda di antara tiga bersaudara, ayahnya
berpesan agar ia berada di barisan belakang dan tidak boleh turut
bertempur. Ia ditugaskan hanya untuk melayani kedua kakaknya yang harus
berada dibarisan depan, membawakan makanan dan minuman serta keperluan-2
lainnya bagi mereka, di samping ia harus dari waktu ke waktu memberi
lapuran kepada ayahnya tentang jalannya pertempuran dan keadaan kedua
kakaknya di dalam medan perang. Ia sesekali tidak diizinkan maju ke
garis depan dan turut bertempur, mengingatkan usianya yang masih muda
dan belum ada pengalaman berperang sejak ia dilahirkan.
Akan
tetapi ketika pasukan Thalout dari Bani Isra'il berhadapan muka dengan
pasukan Jalout dari bangsa Palestin, Daud lupa akan pesan ayahnya
tatkala mendengar suara Jalout yang nyaring dengan penuh kesombongan
menentang mengajak berperang, sementara jaguh-jaguh perang Bani Isra'il
berdiam diri sehinggapi rasa takut dan kecil hati. Ia secara spontan
menawarkan diri untuk maju menghadapi Jalout dan terjadilah pertempuran
antara mereka berdua yang berakhir dengan terbunuhnya Jalout sebagaimana
telah diceritakan dalam kisah sebelum ini.
Sebagai imbalan bagi
jasa Daud mengalahkan Jalout maka dijadikan menantu oleh Thalout dan
dikahwinkannya dengan puterinya yang bernama Mikyal, sesuai dengan janji
yang telah diumumkan kepada pasukannya bahwa puterinya akan dikahwinkan
dengan orang yang dapat bertempur melawan Jalout dan mengalahkannya.
Di samping ia dipungut sebagai menantu, Daud diangkat pula oleh raja Thalout sebagai penasihatnya dan orang kepercayaannya. Ia disayang, disanjung dan dihormati serta disegani bukan sahaja oleh mertuanya bahkan oleh seluruh rakyat Bani Isra'il yang melihatnya sebagai pahlawan bangsa yang telah berhasil mengangkat keturunan serta darjat Bani Isra'il di mata bangsa-2 sekelilingnya.
Di samping ia dipungut sebagai menantu, Daud diangkat pula oleh raja Thalout sebagai penasihatnya dan orang kepercayaannya. Ia disayang, disanjung dan dihormati serta disegani bukan sahaja oleh mertuanya bahkan oleh seluruh rakyat Bani Isra'il yang melihatnya sebagai pahlawan bangsa yang telah berhasil mengangkat keturunan serta darjat Bani Isra'il di mata bangsa-2 sekelilingnya.
Suasana keakraban, saling
sayang dan saling cinta yang meliputi hubungan sang menantu Daud dengan
sang mertua Thalout tidak dapat bertahan lama. Pada akhir waktunya Daud
merasa bahwa ada perubahan dalam sikap mertuanya terhadap dirinya. Muka
manis yang biasa ia dapat dari mertuanya berbalik menjadi muram dan
kaku, kata-katanya yang biasa didengar lemah-lembut berubah menjadi
kata-kata yang kasar dan keras. Bertanya ia kepada diri sendiri gerangan
apakah kiranya yang menyebabkan perubahan sikap yang mendadak itu?
Adakah hal-hal yang dilakukan yang dianggap oleh mertuanya kurang layak,
sehingga menjadikan ia marah dan benci kepadanya? Ataukah mungkin hati
mertuanya termakan oleh hasutan dan fitnahan orang yang sengaja ingin
merusakkan suasana harmoni dan damai di dalam rumah tangganya? Bukankah
ia seorang menantu yang setia dan taat kepada mertuanta yang telah
memenuhi tugasnya dalam perang sebaik yang oa harapkan? dan bukankah ia
selalu tetap bersedia mengorbankan jiwa raganya untuk membela dan
mempertahankan kekekalan kerajaan mertuanya?
Daud tidak mendapat
jawapan yang memuaskan atas pertanyaan-2 yang melintasi fikirannya itu.
IA kemudian kembali kepada dirinya sendiri dan berkata dalam hatinya
mungkin apa yang ia lihat sebagai perubahan sikap dan perlakuan dari
mertuannya itu hanya suatu dugaan dan prasangka belaka dari pihaknya dan
kalau pun memang ada maka mungkin disebabkan oleh urusan-2 dan
masalah-2 peribadi dari mertua yang tidak ada sangkut-pautnya dengan
dirinya sebagai menantu. demikianlah dia mencuba menenangkan hati dan
fikirannya yang masyangul yang berfikir selanjutnya tidak akan
mempedulikan dan mengambil kisah tentang sikap dan tindak-tanduk
mertuanya lebih jauh.
Pada suatu malam gelap yang sunyi senyap,
ketika ia berada di tempat tidur bersam isterinya Mikyal. Daud berkata
kepada isterinya: "Wahai Mikyal, entah benarkah aku atau salah dalam
tanggapanku dan apakah khayal dan dugaan hatiku belaka atau sesuatu
kenyataan apa yang aku lihat dalam sikap ayahmu terhadap diriku? Aku
melihat akhir-2 ini ada perubahan sikap dari ayahmu terhadap diriku. Ia
selalu menghadapi aku dengan muka muram dan kaku tidak seperti biasanya.
Kata-katanya kepadaku tidak selamah lembut seperti dulu. Dari pancaran
pandangannya kepadaku aku melihat tanda-2 antipati dan benci kepadaku.
Ia selalu menggelakkan diri dari duduk bersama aku bercakap-cakap dan
berbincang-bincang sebagaimana dahulu ia lakukan bila ia melihatku
berada di sekitarnya."
Mikyal menjawab seraya menghela nafas
panjang dan mengusap air mata yang terjatuh di atas pipinya: "Wahai Daud
aku tidak akan menyembunyikan sesuatu daripadamu dan sesekali tidak
akan merahasiakan hal-hal yang sepatutnya engkau ketahui. Sesungguhnya
sejak ayahku melihat bahawa keturunanmu makin naik di mata rakyat dan
namamu menjadi buah mulut yang disanjung-sanjung sebagai pahlawan dan
penyelamat bangsa, ia merasa iri hati dan khuatir bila pengaruhmu di
kalangan rakyat makin meluas dan kecintaan mereka kepadamu makin
bertambah, hal itu akan dapat melemahkan kekuasaannya dan bahkan mungkin
mengganggu kewibawaan kerajaannya. Ayahku walau ia seorang mukmin
berilmu dan bukan dari keturunan raja menikmati kehidupan yang mewah,
menduduki yang empuk dan merasakan manisnya berkuasa. Orang mengiakan
kata-katanya, melaksanakan segala perintahnya dan membungkukkan diri
jika menghadapinya. Ia khuatir akan kehilangan itu semua dan kembali ke
tanah ladangnya dan usaha ternaknya di desa. Kerananya ia tidak menyukai
orang menonjol yang dihormati dan disegani rakyat apalagi dipuja-puja
dan dianggapnya pahlawan bangsa seperti engkau. Ia khuatir bahawa engkau
kadang-2 dapat merenggut kedudukan dan mahkotanya dan menjadikan dia
terpaksa kembali ke cara hidupnya yang lama sebagaimana tiap raja
meragukan kesetiaan tiap orang dan berpurba sangka terhadap tindakan-2
orang-2nya bila ia belum mengerti apa yang dituju dengan tindakan-2
itu."
"Wahai Daud", Mikyal meneruskan ceritanya, "Aku mendapat
tahu bahawa ayahku sedang memikirkan suatu rencana untuk menyingkirkan
engkau dan mengikis habis pengaruhmu di kalangan rakyat dan walaupun aku
masih merayukan kebenaran berita itu, aku rasa tidak ada salahnya jika
engkau dari sekarang berlaku waspada dan hati-hati terhadap kemungkinan
terjadi hal-hal yang malang bagi dirimu."
Daud merasa hairan kata-kata isterinya itu lalu ia bertanya kepada dirinya sendiri dan kepada isterinya: "Mengapa terjadi hal yang sedemikian itu? Mengapa kesetiaku diragukan oleh ayah mu, padahal aku dengan jujur dan ikhlas hati berjuang di bawah benderanya, menegakkan kebenaran dan memerangi kebathilan serta mengusir musuh ayahmu, Thalout telah kemasukan godaan Iblis yang telah menghilangkan akal sihatnya serta mengaburkan jalan fikirannya?" Kemudian tertidurlah Daud selesai mengucapkan kata-kata itu.
Daud merasa hairan kata-kata isterinya itu lalu ia bertanya kepada dirinya sendiri dan kepada isterinya: "Mengapa terjadi hal yang sedemikian itu? Mengapa kesetiaku diragukan oleh ayah mu, padahal aku dengan jujur dan ikhlas hati berjuang di bawah benderanya, menegakkan kebenaran dan memerangi kebathilan serta mengusir musuh ayahmu, Thalout telah kemasukan godaan Iblis yang telah menghilangkan akal sihatnya serta mengaburkan jalan fikirannya?" Kemudian tertidurlah Daud selesai mengucapkan kata-kata itu.
Pada esok harinya Daud terbangun oelh suara seorang pesurh
Raja yang menyampaikan panggilan dan perintah kepadanya untuk segera
datang menghadap.
Berkata sang raja kepada Daud yang berdiri tegak di hadapannya: "Hai Daud fikiranku kebelakang ini sgt terganggu oleh sebuah berita yang menrungsingkan. Aku mendengar bahwa bangsa Kan'aan sedang menyusun kekuatannya dan mengerahkan rakyatnya untuk datang menyerang dan menyerbu daerah kita. Engkaulah harapan ku satu-satunya, hai Daud yang akan dapat menanganu urusan ini maka ambillah pedangmu dan siapkanlah peralatan perangmu pilihlah orang-orang yang engkau percayai di antara tenteramu dan pergilah serbu mereka di rumahnya sebelum sebelum mereka sempat datang kemari. Janganlah engkau kembali dari medan perang kecuali dengan membawa bendera kemenangan atau dengan jenazahmu dibawa di atas bahu orang-orangmu."
Berkata sang raja kepada Daud yang berdiri tegak di hadapannya: "Hai Daud fikiranku kebelakang ini sgt terganggu oleh sebuah berita yang menrungsingkan. Aku mendengar bahwa bangsa Kan'aan sedang menyusun kekuatannya dan mengerahkan rakyatnya untuk datang menyerang dan menyerbu daerah kita. Engkaulah harapan ku satu-satunya, hai Daud yang akan dapat menanganu urusan ini maka ambillah pedangmu dan siapkanlah peralatan perangmu pilihlah orang-orang yang engkau percayai di antara tenteramu dan pergilah serbu mereka di rumahnya sebelum sebelum mereka sempat datang kemari. Janganlah engkau kembali dari medan perang kecuali dengan membawa bendera kemenangan atau dengan jenazahmu dibawa di atas bahu orang-orangmu."
Thalout hendak mencapi dua
tujuan sekaligus dengan siasatnya ini, ia handak menghancurkan musuh
yang selalu mengancam negerinya dan bersamaan dengan itu mengusirkan
Daud dari atas buminya karena hampir dapat memastikan kepada dirinya
bahwa Daud tidak akan kembali selamat dan pulang hidup dari medan perang
kali ini.
Siasat yang mengandungi niat jahat dan tipu daya Thalout itu bukan tidak diketahui oleh Daud. Ia merasa ada udang disebalik batu dalam perintah Thalout itu kepadanya, namun ia sebagai rakyat yang setia dan anggota tentera yang berdisiplin ia menerima dan melaksanakan perintah itu dengan sebaik-baiknya tanpa mempedulikan atau memperhitungkan akibat yang akan menimpa dirinya.
Siasat yang mengandungi niat jahat dan tipu daya Thalout itu bukan tidak diketahui oleh Daud. Ia merasa ada udang disebalik batu dalam perintah Thalout itu kepadanya, namun ia sebagai rakyat yang setia dan anggota tentera yang berdisiplin ia menerima dan melaksanakan perintah itu dengan sebaik-baiknya tanpa mempedulikan atau memperhitungkan akibat yang akan menimpa dirinya.
Dengan
bertawakkal kepada Allah berpasrah diri kepada takdir-Nya dan berbekal
iman dan talwa di dalam hatinya berangkatlah Daud berserta pasukannya
menuju daerah bangsa Kan'aan. Ia tidak luput dari lindungan Allah yang
memang telah menyuratkan dalam takdir-Nya mengutuskan Daud sebagai Nabi
dan Rasul. Maka kembalilah Daud ke kampung halamannya berserta
pasukannya dengan membawa kemenangan gilang-gemilang.
Kedatangan Daud kembali dengan membawa kemenangan diterima oleh Thalout dengan senyum dan tanda gembira yang dipaksakan oleh dirinya. Ia berpura-pura menyambut Daud dengan penghormatan yang besar dan puji-pujian yang berlebih-lebihan namun dalam dadanya makin menyala-nyala api dendam dan kebenciannya, apalagi disadarinya bahwa dengan berhasilnya Daud menggondol kemenangan, pengaruhnya di mata rakyat makin naik dan makin dicintainyalah ia oleh Bani Isra'il sehingga di mana saja orang berkumpul tidak lain yang dipercakapkan hanyalah tentang diri Daud, keberaniannya, kecekapannya memimpin pasukan dan kemahirannya menyusun strategi dengan sifat-sifat mana ia dapat mengalahkan bangsa Kan'aan dan membawa kembali ke rumah kemenangan yang menjadi kebanggaan seluruh bangsa.
Kedatangan Daud kembali dengan membawa kemenangan diterima oleh Thalout dengan senyum dan tanda gembira yang dipaksakan oleh dirinya. Ia berpura-pura menyambut Daud dengan penghormatan yang besar dan puji-pujian yang berlebih-lebihan namun dalam dadanya makin menyala-nyala api dendam dan kebenciannya, apalagi disadarinya bahwa dengan berhasilnya Daud menggondol kemenangan, pengaruhnya di mata rakyat makin naik dan makin dicintainyalah ia oleh Bani Isra'il sehingga di mana saja orang berkumpul tidak lain yang dipercakapkan hanyalah tentang diri Daud, keberaniannya, kecekapannya memimpin pasukan dan kemahirannya menyusun strategi dengan sifat-sifat mana ia dapat mengalahkan bangsa Kan'aan dan membawa kembali ke rumah kemenangan yang menjadi kebanggaan seluruh bangsa.
Gagallah siasat Thalout menyingkirkan Daud dengan
meminjam tangan orang-orang Kan'aan. Ia kecewa tidak melihat jenazah
Daud diusung oleh orang-orang nya yang kembali dari medan perang
sebagaimana yang ia harapkan dan ramalkan, tetapi ia melihat Daud dalam
keadaan segar-bugar gagah perkasa berada di hadapan pasukannya menerima
alu-aluan rakyat dan sorak-sorainya tanda cinta kasih sayang mereka
kepadanya sebagai pahlawan bangsa yang tidak terkalahkan.
Thalout yang dibayang rasa takut akan kehilangan kekuasaan melihat makin meluasnya pengaruh Daud, terutama sejak kembalinya dari perang dengan bangsa Kan'aan, berfikir jalan satu-satunya yang akan menyelamatkan dia dari ancaman Daud ialah membunuhnya secara langsung. Lalu diaturlah rencana pembunuhannya sedemikian cermatnya sehingga tidak akan menyeret namanya terbawa-bawa ke dalamnya. Mikyal, isteri Daud yang dapat mencium rancangan jahat ayahnya itu, segera memberitahu kepada suaminya, agar ia segera menjauhkan diri dan meninggalkan kota secepat mungkin sebelum rancangan jahat itu sempat dilaksanakan . Maka keluarlah Daud memenuhi anjuran isterinya yang setia itu meninggalkan kota diwaktu malam gelap dengan tiada membawa bekal kecuali iman di dada dan kepercayaan yang teguh yang akan inayahnya Allah dan rahmat-Nya.
Thalout yang dibayang rasa takut akan kehilangan kekuasaan melihat makin meluasnya pengaruh Daud, terutama sejak kembalinya dari perang dengan bangsa Kan'aan, berfikir jalan satu-satunya yang akan menyelamatkan dia dari ancaman Daud ialah membunuhnya secara langsung. Lalu diaturlah rencana pembunuhannya sedemikian cermatnya sehingga tidak akan menyeret namanya terbawa-bawa ke dalamnya. Mikyal, isteri Daud yang dapat mencium rancangan jahat ayahnya itu, segera memberitahu kepada suaminya, agar ia segera menjauhkan diri dan meninggalkan kota secepat mungkin sebelum rancangan jahat itu sempat dilaksanakan . Maka keluarlah Daud memenuhi anjuran isterinya yang setia itu meninggalkan kota diwaktu malam gelap dengan tiada membawa bekal kecuali iman di dada dan kepercayaan yang teguh yang akan inayahnya Allah dan rahmat-Nya.
Setelah berita
menghilangnya Daud dari istana Raja diketahui oleh umum,
berbondong-bondonglah menyusul saudara-2nya, murid-2nya dari para
pengikutnya mencari jejaknya untuk menyampaukan kepadanya rasa
setiakawan mereka serta menawarkan bantuan dan pertolongan yang mungkin
diperlukannya.
Mereka menemui Daud sudah agak jauh dari kota, ia lagi istirahat seraya merenungkan nasib yang ia alami sebgai akibat dari perbuatan seorang hamba Allah yang tidak mengenal budi baik sesamanya dan yang selalu memperturutkan hawa nafsunya sekadar untuk mempertahankan kekuasaan duniawinya. Hamba Allah itu tidak sedar, fikir Daud bahwa kenikmatan dan kekuasaan duniawi yang ia miliki adalah pemberian Allah yang sewaktu-waktu dapat dicabut-Nya kembali daripadanya.
Mereka menemui Daud sudah agak jauh dari kota, ia lagi istirahat seraya merenungkan nasib yang ia alami sebgai akibat dari perbuatan seorang hamba Allah yang tidak mengenal budi baik sesamanya dan yang selalu memperturutkan hawa nafsunya sekadar untuk mempertahankan kekuasaan duniawinya. Hamba Allah itu tidak sedar, fikir Daud bahwa kenikmatan dan kekuasaan duniawi yang ia miliki adalah pemberian Allah yang sewaktu-waktu dapat dicabut-Nya kembali daripadanya.
Daud Dinobatkan Sebagai Raja
Raja Thalout
makin lama makin berkurang pengaruhnya dan merosot kewibawaannya sejak
ia ditingglkan oleh Daud dan diketahui oleh rakyat rancangan jahatnya
terhadap orang yang telah berjasa membawa kemenangan demi kemenangan
bagi negara dan bangsanya. Dan sejauh perhargaan rakyat terhadap Thalout
merosot, sejauh itu pula cinta kasih mereka kepada Daud makin
meningkat, sehingga banyak diantara mereka yang lari mengikuti Daud dan
menggabungkan diri ke dalam barisannya, hal mana menjaadikan Thalout
kehilangan akal dan tidak dapat menguasai dirinya. IA lalu menjalankan
siasat tangan besi, menghunus pedang dan membunuh siapa saja yang ia
ragukan kesetiaannya, tidak terkecuali di antara korban-2nya terdapat
para ulama dan para pemuka rakyat.
Thalout yang mengetahui bahawa
Daud yang merupakan satu-satunya saingan baginya masih hidup yang
mungkin sekali akan menuntut balas atas pengkhianatan dan rancangan
jahatnya, merasakan tidak dapat tidur nyenyak dan hidup tebteram di
istananya sebelum ia melihatnya mati terbunuh. Kerananya ia mengambil
keputusan untuk mengejar Daud di mana pun ia berada, dengan sisa pasukan
tenteranya yang sudah goyah disiplinnya dan kesetiaannya kepada Istana.
Ia fikir harus cepat-2 membinasakan Daud dan para pengikutnya sebelum
mereka menjadi kuat dan bertambah banyak pengikutnya.
Daud
bersert para pengikutnya pergi bersembunyi di sebuah tempat
persembunyian tatkala mendengar bahwa Thalout dengan askarnya sedang
mengejarnya dan sedang berada Tidak jauh dari tempat persembunyiannya.
Ia menyuruh beberapa orang drp para pengikutnya untuk melihat dan
mengamat-amati kedudukan Thalout yang sudah berada dekat dari tempat
mereka bersembunyi. Mereka kembali memberitahukan kepada Daud bahawa
Thalout dan askarnya sudah berada di sebuah lembah dekat dengan tempat
mereka dan sedang tertidur semuanya dengan nyenyak. Mereka berseru
kepada Daud jangan menyia-nyiakan kesempatan yang baik ini untuk memberi
pukulan yang memastikan kepada Thalout dan askarnya. Anjuran mereka
ditolak oleh Daud dan ia buat sementara merasa cukup sebagai peringatan
pertama bagi Thalout menggunting saja sudut bajunya selagi ia nyenyak
dalam tidurnya.
Setelah Thalout terbangun dari tidurnya,
dihampirilah ia oleh Daud yang seraya menunjukkan potongan yang
digunting dari sudut bajunya berkatalah ia kepadanya: "Lihatlah pakaian
bajumu yang telah aku gunting sewaktu engkau tidur nyenyak. Sekiranya
aku mahu nescaya aku dengan mudah telah membunuhmu dan menceraikan
kepalamu dari tubuhmu, namun aku masih ingin memberi kesempatan kepadamu
untuk bertaubat dan ingat kepada Tuhan serta membersihkan hati dan
fikiranmu dari sifat-sifat dengki, hasut dan buruk sangka yang engkau
jadikan dalih untuk membunuh orang sesuka hatimu."
Thalout tidak
dapat menyembunyikan rasa terkejutnya bercampur malu yang nampak jelas
pada wajahnya yang pucat. Ia berkata menjawab Daud: "Sungguh engkau
adalah lebih adil dan lebih baik hati daripadaku. Engkau benar-benar
telah menunjukkan jiwa besar dan perangai yang luhur. Aku harus mengakui
hal itu."
Peringatan yang diberikan oleh Daud belum dapat menyedarkan Thalout. Hasratnya yang keras untuk mempertahankan kedudukannya yang sudah lapuk itu menjadikan ia lupa peringatan yang ia terima dari Daud tatkala digunting sudut bajunya. Ia tetap melihat Daud sebagai musuh yang akan menghancurkan kerajaannya dan mengambil alih mahkotanya. Ia merasa belum aman selama masih hidup dikelilingi oleh para pengikutnya yang makin lama makin membesar bilangannya. Ia enggan menarik pengajaran dan peristiwa perguntingan bajunya dan mencuba sekali lagi membawa askarnya mengejar dan mencari Daud untuk menangkapnya hidup atau mati.
Peringatan yang diberikan oleh Daud belum dapat menyedarkan Thalout. Hasratnya yang keras untuk mempertahankan kedudukannya yang sudah lapuk itu menjadikan ia lupa peringatan yang ia terima dari Daud tatkala digunting sudut bajunya. Ia tetap melihat Daud sebagai musuh yang akan menghancurkan kerajaannya dan mengambil alih mahkotanya. Ia merasa belum aman selama masih hidup dikelilingi oleh para pengikutnya yang makin lama makin membesar bilangannya. Ia enggan menarik pengajaran dan peristiwa perguntingan bajunya dan mencuba sekali lagi membawa askarnya mengejar dan mencari Daud untuk menangkapnya hidup atau mati.
Sampailah berita pengejaran Thalout ke telinga
Daud buat kali keduanya, maka dikirimlah pengintai oleh Daud untuk
mengetahui dimana tempat askar Thalout berkhemah. Di ketemukan sekali
lagi mereka sedang berada disebuah bukit tertidur dengan nyenyaknya
karena payah kecapaian. Dengan melangkah beberapa anggota pasukan yang
lagi tidur, sampailah Daud di tempat Thalout yang lagi mendengkur dalam
tidurnya, diambilnyalah anak panah yang tertancap di sebelah kanan
kepala Thalout berserta sebuah kendi air yang terletak disebelah
kirinya. Kemudian dari atas bukit berserulah Daud sekeras suaranya
kepada anggota pasukan Thalout agar mereka bangun ari tidurnya dan
menjaga baik-baik keselamatan rajanya yang nyaris terbunuh karena
kecuaian mereka. Ia mengundang salah seorang dari anggota pasukan untuk
datang mengambil kembali anak panah dan kendi air kepunyaan raja yang
telah dicuri dari sisinya tanpa seorang pun dari mereka yang
mengetahuinya.
Tindakan Daud itu yang dimaksudkan sebagai
peringatan kali kedua kepada Thalout bahwa pasukan pengawal yang besar
yang mengelilinginya tidak akan dapat menyelamatkan nyawanya bila Allah
menghendaki merenggutnya. Daud memberi dua kali peringatan kepada
Thalout bukan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan yang nyata yang
menjadikan ia merasa ngeri membayangkan kesudahan hayatnya andaikan Daud
menuntut balas atas apa yang ia telah lakukan dan rancangkan untuk
pembunuhannya.
Jiwa bsar yang telah ditunjukkan oleh daud dalam kedua peristiwa itu telah sangat berkesan dalam lubuk hati Thalout.
Ia terbangun dari lamunannya dan sedar bahawa ia telah jauh tersesat dalam sikapnya terhadap Daud. Ia sedar bahawa nafsu angkara murka dan bisikan iblislah yang mendorongkan dia merancangkan pembunuhan atas diri Daud yang tidak berdosa, yang setia kepada kerajaannya, yang berkali-kali mempertaruhkan jiwanya untuk kepentingan bangsa dan negerinya, tidak pernah berbuat kianat atau melalaikan tugas dan kewajibannya. Ia sedar bahawa ia telah berbuat dosa besar dengan pembunuhan yang telah dilakukan atas beberapa pemuka agama hanya kerana purba sangka yang tidak berdasar.
Ia terbangun dari lamunannya dan sedar bahawa ia telah jauh tersesat dalam sikapnya terhadap Daud. Ia sedar bahawa nafsu angkara murka dan bisikan iblislah yang mendorongkan dia merancangkan pembunuhan atas diri Daud yang tidak berdosa, yang setia kepada kerajaannya, yang berkali-kali mempertaruhkan jiwanya untuk kepentingan bangsa dan negerinya, tidak pernah berbuat kianat atau melalaikan tugas dan kewajibannya. Ia sedar bahawa ia telah berbuat dosa besar dengan pembunuhan yang telah dilakukan atas beberapa pemuka agama hanya kerana purba sangka yang tidak berdasar.
Thalout duduk seorang diri
termenung membalik-balik lembaran sejarah hidupnya, sejak berada di desa
bersama ayahnya, kemudian tanpa diduga dan disangka, berkat rahmat dan
kurnia Allah diangkatlah ia menjadi raja Bani Isra'il dan bagaimana
Tuhan telah mengutskan Daud untuk mendampinginya dan menjadi pembantunya
yang setia dan komandan pasukannya yang gagah perkasa yang sepatutnya
atas jasa-jasanya itu ia mendapat penghargaan yang setinggi-tingginya
dan bukan sebagaimana ia telah lakukan yang telah merancangkan
pembunuhannya dan mengejar-gejarnya setelah ia melarikan diri dari
istana. Dan walaupun ia telah mengkhianati Daud dengan rancangan
jahatnya, Daud masih berkenan memberi ampun kepadanya dalam dua
kesempatan di mana ia dengan mudah membunuhnya andaikan dia mahu.
Membayangkan peristiwa-2 itu semunya menjadi sesaklah dada Thalout
menyesalkan diri yang telah terjerumus oleh hawa nafsu dan godaan Iblis
sehingga ia menyia-nyiakan kurnia dan rahmat Allah dengan
tindakan-tindakan yang bahkan membawa dosa dan murka Allah. Maka untuk
menebuskan dosa-dosanya dan bertaubat kepada Allah, Thalout akhirnya
mengambil keputusan keluar dari kota melepaskan mahkotanya dan
meninggalkan istananya berserta segala kebesaran dan kemegahannya lalu
pergilah ia berkelana dan mengembara di atas bumi Allah sampai tiba
saatnya ia mendapat panggilan meninggalkan dunia yang fana ini menuju
alam yang baka.
Syahdan, setelah istana kerajaan Bani Isra'il
ditinggalkan oleh Thalout yang pergi tanpa meninggalkan bekas,
beramai-ramailah rakyat mengangkat dan menobatkan Daud sebagai raja yang
berkuasa.
Nabi Daud mendapat Godaan
Daud dapat menangani
urusan pemerintahan dan kerajaan, mengadakan peraturan dan menentukan
bagi dirinya hari-hari khusus untuk melakukan ibadah dan bermunajat
kepada Allah, hari-hari untuk peradilan, hari-hari untuk berdakwah dan
memberi penerangan kepada rakyat dan hari-hari menyelesaikan
urusan-urusan peribadinya.
Pada hari-hari yang ditentukan untuk beribadah dan menguruskan urusan-2 peribada, ia tidak diperkenankan seorang pun menemuinya dan mengganggu dalam khalawatnya, sedang pada hari-hari yang ditentukan untuk peradilan maka ia menyiapkan diri untuk menerima segala lapuran dan keluhan yang dikemukan oleh rakyatnya serta menyelesaikan segala pertikaian dan perkelahian yang terjadi diantara sesama mereka. Peraturan itu diikuti secara teliti dan diterapkan secara ketat oleh para pengawal dan petugas keamanan istana.
Pada hari-hari yang ditentukan untuk beribadah dan menguruskan urusan-2 peribada, ia tidak diperkenankan seorang pun menemuinya dan mengganggu dalam khalawatnya, sedang pada hari-hari yang ditentukan untuk peradilan maka ia menyiapkan diri untuk menerima segala lapuran dan keluhan yang dikemukan oleh rakyatnya serta menyelesaikan segala pertikaian dan perkelahian yang terjadi diantara sesama mereka. Peraturan itu diikuti secara teliti dan diterapkan secara ketat oleh para pengawal dan petugas keamanan istana.
Pada suatu
hari di mana ia harus menutup diri untuk beribadah dan berkhalwat
datanglah dua orang lelaki meminta izin dari para pengawal untuk masuk
bagi menemui raja. Izin tidak diberikan oleh para pengawal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, namun lelaki itu memaksa kehendaknya dan
melalui pagar yang dipanjat sampailah mereka ke dalam istana dan bertemu
muka dengan Daud.
Daud yang sedang melakukan ibadahnya terperanjat melihat kedua lelaki itu sudah berada di depannya, padahal ia yakin para penjaga pintu istana tidak akan dapat melepaskan siapa pun masuk istana menemuinya. Berkatalah kedua tamu yang tidak diundang itu ketika melihat wajah Daud menjadi pucat tanda takut dan terkejut: "Janganlah terkejut dan janganlah takut. Kami berdua datang kemari untuk meminta keputusan yang adil dan benar mengenai perkara sengketa yang terjadi antara kami berdua."
Daud yang sedang melakukan ibadahnya terperanjat melihat kedua lelaki itu sudah berada di depannya, padahal ia yakin para penjaga pintu istana tidak akan dapat melepaskan siapa pun masuk istana menemuinya. Berkatalah kedua tamu yang tidak diundang itu ketika melihat wajah Daud menjadi pucat tanda takut dan terkejut: "Janganlah terkejut dan janganlah takut. Kami berdua datang kemari untuk meminta keputusan yang adil dan benar mengenai perkara sengketa yang terjadi antara kami berdua."
Nabi Daud tidak dapat berbuat selain
daripada menerima mereka yang sudah berada didepannya, kendatipun tidak
melalui prosedur dan protokol yang sepatutnya. Berkatalah ia kepada
mereka setelah pulih kembali ketenangannya dan hilang rasa paniknya:
"Cubalah bentangkan kepadaku persoalanmu dalam keadaan yang sebenarnya."
Berkata seorh daripada kedua lelaki itu: "Saudaraku ini memilki
sembilan puluh sembilan ekor domba betina dan aku hanya memilki seekor
sahaja. Ia menuntut dan mendesakkan kepadaku agar aku serahkan kepadanya
dombaku yang seekor itu bagi melengkapi perternakannya menjadi genap
seratus ekor. Ia membawa macam-macam alasan dan berbagai dalil yang
sangat sukar bagiku untuk menolaknya, mengingatkan bahawa ia memang
lebih cekap berdebat dan lebih pandai bertikam lidah daripadaku."
Nabi Daud berpaling muka kepada lelaki yang lain yang sedang seraya
bertanya: "Benarkah apa yang telah diuraikan oleh saudara kamu ini?"
"Benar" ,jawab lelaki itu.
"Jika memang demikian halnya", kata Daud, dengan marah "maka engkau telah berbuat zalim kepada saudaramu ini dan memperkosakan hak miliknya dengan tuntutanmu itu. Aku tidak akan membiarkan engkau melanjutkan tindakanmu yang zalim itu atau engkau akan menghadapi hukuman pukulan pada wajah dan hidungmu. Dan memang banyak di antara orang-orang yang berserikat itu yang berbuat zalim satu terhadap yang lain kecuali mereka yang benar beriman dan beramal soleh."
"Jika memang demikian halnya", kata Daud, dengan marah "maka engkau telah berbuat zalim kepada saudaramu ini dan memperkosakan hak miliknya dengan tuntutanmu itu. Aku tidak akan membiarkan engkau melanjutkan tindakanmu yang zalim itu atau engkau akan menghadapi hukuman pukulan pada wajah dan hidungmu. Dan memang banyak di antara orang-orang yang berserikat itu yang berbuat zalim satu terhadap yang lain kecuali mereka yang benar beriman dan beramal soleh."
"Wahai Daud", berkata lelaki itu menjawab, "sebenarnya engkaulah yang
sepatut menerima hukuman yang engkau ancamkan kepadaku itu. Bukankah
engkau sudah mempunyai sembilan puluh sembilan perempuan mengapa engkau
masih menyunting lagi seorang gadis yang sudah lama bertunang dengan
seorang pemuda anggota tenteramu sendiri yang setia dan bakti dan sudah
lama mereka berdua saling cinta dan mengikat janji."
Nabi Daud tercengang mendengar jawapan lelaki yang berani, tegas dan pedas itu dan sekali lagi ia memikirkan ke mana sasaran dan tujuan kata-kata itu, sekonyong-konyong lenyaplah menghilang dari pandangannya kedua susuk tubuh kedua lelaki itu. Nabi Daud berdiam diri tidak mengubah sikap duduknya dan seraya termenung sedarlah ia bahawa kedua lelaki itu adalah malaikat yang diutuskan oleh Allah untuk memberi peringatan dan teguran kepadanya. Ia seraya bersujud memohon ampun dan maghfirah dari Tuhan atas segala tindakan dan perbuatan yang tidak diredhai oleh-Nya. Allah menyatakan menerima taubat Daud, mengampuni dosanya serta mengangkatnya ke tingkat para nabi dan rasul-Nya.
Nabi Daud tercengang mendengar jawapan lelaki yang berani, tegas dan pedas itu dan sekali lagi ia memikirkan ke mana sasaran dan tujuan kata-kata itu, sekonyong-konyong lenyaplah menghilang dari pandangannya kedua susuk tubuh kedua lelaki itu. Nabi Daud berdiam diri tidak mengubah sikap duduknya dan seraya termenung sedarlah ia bahawa kedua lelaki itu adalah malaikat yang diutuskan oleh Allah untuk memberi peringatan dan teguran kepadanya. Ia seraya bersujud memohon ampun dan maghfirah dari Tuhan atas segala tindakan dan perbuatan yang tidak diredhai oleh-Nya. Allah menyatakan menerima taubat Daud, mengampuni dosanya serta mengangkatnya ke tingkat para nabi dan rasul-Nya.
Adapun gadis yang dimaksudkan
dalam percakapan Daud dengan kedua malaikat yang menyerupai sebagai
manusia itu ialah "Sabigh binti Sya'igh seorang gadis yang berparas elok
dan cantik, sedang calon suaminya adalah "Uria bin Hannan" seorang
pemuda jejaka yang sudah lama menaruh cinta dan mengikat janji dengan
gadis tersebut bahwa sekembalinya dari medan perang mereka berdua akan
melangsungkan perkhawinan dan hidup sebagai suami isteri yang bahagia.
Pemuda itu telah secara rasmi meminang Sabigh dari kedua orang tuanya,
yang dengan senang hati telah menerima baik uluran tangan pemuda itu.
Akan tetapi apa yang hendak dikatakan sewaktu Uria bin Hannan berada di
negeri orang melaksanakan perintah Daud berjihad untuk menegakkan
kalimah Allah, terjadilah sesuatu yang menghancurkan rancangan syahdunya
itu dn menjadilah cita-citanya untuk beristerikan Sabigh gadis yang
diidam-idamkan itu, seakan-akan impian atau fatamorangana belaka.
Pada suatu hari di mana Uria masih berada jauh di negeri orang melaksanakan perintah Allah untuk berjihad, tertangkaplah paras Sabigh yang ayu itu oleh kedua belah mata Daud dan dari pandangan pertama itu timbullah rasa cinta di dalam hati Daud kepada sang gadis itu, yang secara sah adalah tunangan dari salah seorang anggota tenteranya yang setia dan cekap. Daud tidak perlu berfikir lama untuk menyatakan rasa hatinya terhadap gadis yang cantik itu dan segera mendatangi kedua orang tuanya meminang gadis tersebut.
Pada suatu hari di mana Uria masih berada jauh di negeri orang melaksanakan perintah Allah untuk berjihad, tertangkaplah paras Sabigh yang ayu itu oleh kedua belah mata Daud dan dari pandangan pertama itu timbullah rasa cinta di dalam hati Daud kepada sang gadis itu, yang secara sah adalah tunangan dari salah seorang anggota tenteranya yang setia dan cekap. Daud tidak perlu berfikir lama untuk menyatakan rasa hatinya terhadap gadis yang cantik itu dan segera mendatangi kedua orang tuanya meminang gadis tersebut.
Gerangan orang tua siapakah yang
akan berfikir akan menolak uluran tangan seorang seperti Daud untuk
menjadi anak menantunya. Bukankah merupakan suatu kemuliaan yang besar
baginya untuk menjadi ayah mertua dari Daud seorang pesuruh Allah dan
raja Bani Isra'il itu. Dan walaupun Sabigh telah diminta oleh Uria namin
Uria sudah lama meninggalkan tunangannya dan tidak dapat dipastikan
bahwa ia akan cepat kembali atau berada dalam keadaan hidup. Tidak
bijaksanalah fikir kedua orang tua Sabigh untuk menolak uluran tangan
Daud hanya semata-mata karena menantikan kedatangan Uria kembali dari
medan perang. Maka diterimalah permintaan Daud dan kepadanya
diserahkanlah Sabigh untuk menjadi isterinya yang sah.
Demikianlah kisah perkhawinan Daud dan Sabigh yang menurut para ahli
tafsir menjadi sasaran kritik dan teguran Allah melalui kedua malaikat
yang merupai sebagai dua lelaki yang datang kepada Nabi Daud memohon
penyelesaian tentang sengketa mereka perihal domba betina mereka.
Hari Sabtunya Bani Isra'il
Di antara ajaran-2 Nabi Musa a.s. kepada Bani Isra'il ialah bahawa
mereka mewajibkan untuk mengkhususkan satu hari pada tiap minggu bagi
melakukan ibadah kepada Allah mensucikan hati dan fikiran mereka dengan
berzikir, bertahmid dan bersyukur atas segala kurnia dan nikmat Tuhan,
bersolat dan melakukan perbuatan-2 yang baik serta amal-2 soleh.
Diharamkan bagi mereka pada hari yang ditentukan itu untuk berdagang dan
melaksanakan hal-hal yang bersifat duniawi.
Pada mulanya hari Jumaatlah yang ditunjuk sebagai hari keramat dan hari ibadah itu, alan tetapi mereka meminta dari Nabi Musa agar hari ibadah itu dijatuhkan pada setiap hari Sabtu, mengingatkan bahwa pada hari itu Allah selesai menciptakan makhluk-Nya. Usul perubahan yang mereka ajukan itu diterima oleh Nabi Musa, maka sejak itu, hari Sabtu pada setiap minggu daijadikan hari mulia dan suci, di mana mereka tidak melakukan perdagangan dan mengusahakan urusan-2 duniawi. Mereka hanya tekun beribadah dan ebrbuat amal-amal kebajikan yang diperintahkan oleh agama. Demikianlah hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun namun adat kebiasaan mensucikan hari Sabtu tetap dipertahankan turun temurun dan generasi demi generasi.
Pada mulanya hari Jumaatlah yang ditunjuk sebagai hari keramat dan hari ibadah itu, alan tetapi mereka meminta dari Nabi Musa agar hari ibadah itu dijatuhkan pada setiap hari Sabtu, mengingatkan bahwa pada hari itu Allah selesai menciptakan makhluk-Nya. Usul perubahan yang mereka ajukan itu diterima oleh Nabi Musa, maka sejak itu, hari Sabtu pada setiap minggu daijadikan hari mulia dan suci, di mana mereka tidak melakukan perdagangan dan mengusahakan urusan-2 duniawi. Mereka hanya tekun beribadah dan ebrbuat amal-amal kebajikan yang diperintahkan oleh agama. Demikianlah hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun namun adat kebiasaan mensucikan hari Sabtu tetap dipertahankan turun temurun dan generasi demi generasi.
Pada masa Nabi Daud berkuasa di suatu
desa bernama "Ailat" satu diantara beberapa desa yang terletak di tepi
Laut Merah bermukim sekelompok kaum dari keturunan Bani Isra'il yang
sumber percariannya adalah dari penangkapan ikan, perdagangan dan
pertukangan yang dilakukannya setiap hari kecuali hari Sabtu.
Sebagai akibat dari perintah mensucikan hari Sabtu di mana tiada seorang malakukan urusan dagangan atau penangkapan ikan, maka pasar-pasar dan tempat-2 perniagaan di desa itu menjadi sunyi senyap pada tiap hari dan malam sabtu, sehingga ikan-2 di laut tampak terapung-apung di atas permukaan air, bebas berpesta ria mengelilingi dua buah batu besar berwarna putih terletak ditepi laut dekat desa Ailat.Ikan-ikan itu seolah-olah sudah terbiasa bahwa pada tiap malam dan hari Sabtu terasa aman bermunculan di atas permukaan air tanpa mendapat gangguan dari para nelayan tetapi begitu matahari terbenam pada Sabtu senja menghilanglah ikan-ikan itu kembali ke perut dan dasar laut sesuai dengan naluri yang dimiliki oleh tiap binatang makhluk Allah.
Sebagai akibat dari perintah mensucikan hari Sabtu di mana tiada seorang malakukan urusan dagangan atau penangkapan ikan, maka pasar-pasar dan tempat-2 perniagaan di desa itu menjadi sunyi senyap pada tiap hari dan malam sabtu, sehingga ikan-2 di laut tampak terapung-apung di atas permukaan air, bebas berpesta ria mengelilingi dua buah batu besar berwarna putih terletak ditepi laut dekat desa Ailat.Ikan-ikan itu seolah-olah sudah terbiasa bahwa pada tiap malam dan hari Sabtu terasa aman bermunculan di atas permukaan air tanpa mendapat gangguan dari para nelayan tetapi begitu matahari terbenam pada Sabtu senja menghilanglah ikan-ikan itu kembali ke perut dan dasar laut sesuai dengan naluri yang dimiliki oleh tiap binatang makhluk Allah.
Para nelayan desa
Ailat yang pd hari-hari biasa tidak pernah melihat ikan begitu banyak
terapung-apung di atas permukaan air, bahkan sukar mendapat menangkap
ikan sebanyak yang diharapkan, menganggap adalah kesempatan yang baik
dan menguntungkan sekali bila mereka melakukan penangkapan ikan pada
tiap malam dan hari Sabtu. Fikiran itu tidak disia-siakan dan tanpa
menghiraukan perintah agama dan adat kebiasaan yang sudah berlaku sejak
Nabi Musa memerintahkannya, pergilah mereka ramai-ramai ke pantai
menangkap ikan di malam dan hari yang terlarang itu, sehingga
berhasillah mereka menangkap ikan sepuas hati mereka dan sebanyak yang
mereka harapkan, Berbeda jauh dengan hasil mereka di hari-hari biasa.
Para penganut yang setia dan para mukmin yang soleh datang menegur para
orang fasiq yang telah berani melanggar kesucian hari Sabtu. Mereka
diberi nasihat dan peringatan agar menghentikan perbuatan mungkar mereka
dan kembali mentaati perintah agama serta menjauhkan diri dari semua
larangannya, supay menghindari murka Allah yang dapat mencabut kurnia
dan nikmat yang telah diberikan kepada mereka.
Nasihat dan peringatan para mukmin itu tidak dihiraukan oleh para nelayan yang membangkang itu bahkan mereka makin giat melakukan pelanggaran secara demonstratif karena sayang akan kehilangan keuntungan material yang besar yang mereka perolrh dan penangkapan ikan di hari-hari yang suci. Akhirnya pemuka-pemuka agama terpaksa mengasingkan mereka dari pergaulan dan melarangnya masuk ke dalam kota dengan menggunakan senjata kalau perlu.
Nasihat dan peringatan para mukmin itu tidak dihiraukan oleh para nelayan yang membangkang itu bahkan mereka makin giat melakukan pelanggaran secara demonstratif karena sayang akan kehilangan keuntungan material yang besar yang mereka perolrh dan penangkapan ikan di hari-hari yang suci. Akhirnya pemuka-pemuka agama terpaksa mengasingkan mereka dari pergaulan dan melarangnya masuk ke dalam kota dengan menggunakan senjata kalau perlu.
Berkata para nelayan pembangkang itu memprotes:
"sesungguhnya kota Ailat adalah kota dan tempat tinggal kami bersama
kami mempunyai hak yang sama seperti kamu untuk tinggal menetap di sini
dan sesekali kamu tidak berhak melarang kami memasuki kota kami ini
serta melarang kami menggali sumber-2 kekayaan yang terdapat di sini
bagi kepentingan hidup kami. Kami tidak akan meninggalkan kota kami ini
dan pergi pindah ke tempat lain. Dan jika engkau enggan bergaul dengan
kami maka sebaiknya kota Ailat ini di bagi menjadi dua bahagian dipisah
oleh sebuah tembok pemisah, sehingga masing-2 pihak bebas berbuat dan
melaksanakan usahanya tanpa diganggu oleh mana-mana pihak lain."
Dengan adanya garis pemisah antara para nelayan pembangkang yang fasiq
dan pemeluk-pemeluk agama yang taat bebaslah mereka melaksanakan usaha
penangkapan ikan semahu hatinya secara besar-besaran pada tiap-tiap hari
tanpa berkecuali.
Mereka membina saluran-2 air bagi mengalirkan air laut ke dekat rumah-2 mereka dengan mengadakan bendungan-2 yang mencegahkan kembalinya ikan-2 le laut bila matahari terbenam pada setiap petang Sabtu pada waktu mana biasanya ikan-2 yang terapung-apung itu meluncur kembali ke dasar laut.
Mereka membina saluran-2 air bagi mengalirkan air laut ke dekat rumah-2 mereka dengan mengadakan bendungan-2 yang mencegahkan kembalinya ikan-2 le laut bila matahari terbenam pada setiap petang Sabtu pada waktu mana biasanya ikan-2 yang terapung-apung itu meluncur kembali ke dasar laut.
Para nelayan yang makin manjadi
kaya karena keuntungan besar yang meeka peroleh dari hasil penangkapan
ikan yang bebas menjadi makin berani melakukan maksiat dan pelanggaran
perintah-2 agama yang menjurus kepada kerusakkan akhlak dan moral
mereka.
Sementara para pemuka agama yang melihat para nelayan itu makin berani melanggar perintah Allah dan melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di daerah mereka sendiri masih rajin mendatangi mereka dari masa ke semasa memperingatkan mereka dan memberi nasihat , kalau-2 masih dapat ditarik ke jalan yang benar dan bertaubat dari perbuatan maksiat mereka. Akan tetapi kekayaan yang mereka peroleh dari hasil penangkapan yang berganda menjadikan mata mereka buta untuk melihta cahaya kebenaran, telinga mereka pekak untuk mendengar nasihat-2 para pemuka agama dan lubuk hati mereka tersumbat oleh nafsu kemaksiatan dan kefasiqan, sehingga menjadikan sebahagian dari pemuka dan penganjur agaam itu berputus asa dan berkata kepada sebahagian yang masih menaruh harapan: "Mengapa kamu masih menasihati orang-orang yang akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi hati orang-orang yang akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi azab yang sangat keras."
Sementara para pemuka agama yang melihat para nelayan itu makin berani melanggar perintah Allah dan melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di daerah mereka sendiri masih rajin mendatangi mereka dari masa ke semasa memperingatkan mereka dan memberi nasihat , kalau-2 masih dapat ditarik ke jalan yang benar dan bertaubat dari perbuatan maksiat mereka. Akan tetapi kekayaan yang mereka peroleh dari hasil penangkapan yang berganda menjadikan mata mereka buta untuk melihta cahaya kebenaran, telinga mereka pekak untuk mendengar nasihat-2 para pemuka agama dan lubuk hati mereka tersumbat oleh nafsu kemaksiatan dan kefasiqan, sehingga menjadikan sebahagian dari pemuka dan penganjur agaam itu berputus asa dan berkata kepada sebahagian yang masih menaruh harapan: "Mengapa kamu masih menasihati orang-orang yang akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi hati orang-orang yang akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi azab yang sangat keras."
Demikianlah pula Nabi Daud setelah melihat bahawa segala nasihat dan
peringatan kepada kaumnya hanya dianggap sebagai angin lalu atau seakan
suara di padang pasir belaka dan melihat tiada harapan lagi bahwa mereka
akan sedar dan insaf kembali maka berdoalah beliau memohon kepada Allah
agar menggajar mereka dengan seksaan dan azab yang setimpal.
doa Nabi Daud dikabulkan oleh Allah dan terjadilah suatu gempa bumi yang dahsyat yang membinasakan orang-orang yang telah membangkang dan berlaku zalim terhadap diri mereka sendiri dengan mengabaikan perintah Allah dan perintah para hamba-Nya yang soleh. Sementara mereka yang mukmin dan soleh mendapat perlindungan Allah dan terhindarlah dari malapetaka yang melanda itu.
doa Nabi Daud dikabulkan oleh Allah dan terjadilah suatu gempa bumi yang dahsyat yang membinasakan orang-orang yang telah membangkang dan berlaku zalim terhadap diri mereka sendiri dengan mengabaikan perintah Allah dan perintah para hamba-Nya yang soleh. Sementara mereka yang mukmin dan soleh mendapat perlindungan Allah dan terhindarlah dari malapetaka yang melanda itu.
Beberapa Kurnia Allah Kepada Nabi Daud
Allah
mengutusnya sebagai nabi dan rasul mengurniainya nikmah, kesempurnaan
ilmu, ketelitian amal perbuatan serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan
perselisihan.
Kepadanya diturunkan kitab "Zabur", kitab suci yang menghimpunkan qasidah-2 da sajak-2 serta lagu-2 yang mengandungi tasbih dan pujian-pujian kepada Allah, kisah umat-2 yang dahulu dan berita nabi-nabi yang akan datang, di antaranya berita tentang datangnya Nabi Muhammad s.a.w.
Allah menundukkan gunung-2 dan memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi dan senja.
Burung-2 pun turut bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud berulang-ulang.
Nabi Daud diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa burung-2.
Allah telah memberinya kekuatan melunakkan besi, sehingga ia dapat membuat baju-baju dan lingkaran-2 besi dengan tangannya tanpa pertolongan api.
Nabi Daud telah diberikannya kesempatan menjadi raja memimpin kerajaan yang kuat yang tidak dapat dikalahkan oleh musuh, bahkan sebaliknya ia selalu memperolehi kemenangan di atas semua musuhnya.
Nabi Daud dikurniakan suara yang merdu oleh Allah yang enak didengar sehingga kini ia menjadi kiasan bila seseorang bersuara merdu dikatakan bahawa ia memperolehi suara Nabi Daud.
Kisah Nabi Daud dan kisah Sabtunya Bani Isra'il terdapat dalam Al-Quran surah "Saba'" ayat 11, surah "An-Nisa'" ayat 163, surah "Al-Isra'" ayat 55, surah "Shaad" ayat 17 sehingga ayat 26 dan surah "Al-'Aaraaf" ayat 163 sehingga ayat 165.
Kepadanya diturunkan kitab "Zabur", kitab suci yang menghimpunkan qasidah-2 da sajak-2 serta lagu-2 yang mengandungi tasbih dan pujian-pujian kepada Allah, kisah umat-2 yang dahulu dan berita nabi-nabi yang akan datang, di antaranya berita tentang datangnya Nabi Muhammad s.a.w.
Allah menundukkan gunung-2 dan memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi dan senja.
Burung-2 pun turut bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud berulang-ulang.
Nabi Daud diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa burung-2.
Allah telah memberinya kekuatan melunakkan besi, sehingga ia dapat membuat baju-baju dan lingkaran-2 besi dengan tangannya tanpa pertolongan api.
Nabi Daud telah diberikannya kesempatan menjadi raja memimpin kerajaan yang kuat yang tidak dapat dikalahkan oleh musuh, bahkan sebaliknya ia selalu memperolehi kemenangan di atas semua musuhnya.
Nabi Daud dikurniakan suara yang merdu oleh Allah yang enak didengar sehingga kini ia menjadi kiasan bila seseorang bersuara merdu dikatakan bahawa ia memperolehi suara Nabi Daud.
Kisah Nabi Daud dan kisah Sabtunya Bani Isra'il terdapat dalam Al-Quran surah "Saba'" ayat 11, surah "An-Nisa'" ayat 163, surah "Al-Isra'" ayat 55, surah "Shaad" ayat 17 sehingga ayat 26 dan surah "Al-'Aaraaf" ayat 163 sehingga ayat 165.
Beberapa Pelajaran Dari Kisah Nabi Daud A.S
Allah telah memberikan contoh bahwa seseorang yang bagaimana pun besar
dan perkasanya yang hanya menyandarkan diri kepada kekuatan jasmaninya
dapat dikalahkan oleh orang yang lebih lemah dengan hanya sesuatu benda
yang tidak bererti sebagaimana Daud yang muda usia dan lemah fizikal
mengalahkan Jalout yang perkasa itu dengan bersenjatakan batu sahaja.
Seorang yang lemah dan miskin tidak patut berputus asa mencari hasil dan memperoleh kejayaan dalam usaha dan perjuangannya selama ia bersandarkan kepada takwa dan iman kepada Allah yang akan melindunginya.
Kemenangan Daud atas Jalout tidak menjadikan dia berlaku sombong dan takabbur, bahkan sebaliknya ia bersikap rendah hati dan lemah-lembut terhadap kawan maupun lawan
Seorang yang lemah dan miskin tidak patut berputus asa mencari hasil dan memperoleh kejayaan dalam usaha dan perjuangannya selama ia bersandarkan kepada takwa dan iman kepada Allah yang akan melindunginya.
Kemenangan Daud atas Jalout tidak menjadikan dia berlaku sombong dan takabbur, bahkan sebaliknya ia bersikap rendah hati dan lemah-lembut terhadap kawan maupun lawan
Post a Comment