KISAH NABI ZAKARIYA
Genealogi
Zakaria
bin Dan bin Muslim dari keturunan Rahbaam bin Sulaiman. Zakaria
bersaudara kandung dengan Imran, ia menikah dengan seorang wanita
bernama Elisabeth. Dalam situs web lain dikatakan bahwa nama istrinya
adalah al-Yashbi' masih keturunan dengan Harun
Biografi
Nabi Zakariya adalah keturunan Nabi Sulaiman. Ia diutus pada kaum Bani
Israil. Sudah sejak lama Nabi Zakariya mendambakan seorang anak. Namun
keinginannya belum juga terpenuhi walau ia sudah tua.
Suatu hari
datanglah janda Imron menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada Nabi
Zakariya untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Nabi
Zakariya dan para imam Baitul Maqdis terkejut akan hal itu, sebab janda
Imron sudah tua dan rasanya tidak mungkin memperoleh anak. Namun setelah
mendapat penjelasan dari janda Imron bahwa kehamilannya ialah kehendak
Allah SWT, merekapun mengerti.
Setelah itu timbul persoalan,
siapakah yang berhak mengurus Maryam. Untuk pemecahannya, mereka
mengundi dengan melemparkan pena ke air. Barangsiapa yang penanya
mengapung, dialah yang berhak mengurus Maryam. Ternyata pena Nabi
Zakariya-lah yang mengapung sehingga dia berhak menjadi ayah asuh
Maryam. Semua kebutuhan Maryam ditanggung Nabi Zakariya. Namun kemudian
rasa sayang Nabi Zakariya pada Maryam berubah menjadi rasa takjub. Suatu
hari saat menengok Maryam, dia melihat ada buah-buahan di dekat Maryam,
Ada juga buah-buahan yang bukan musimnya. Maryam menjelaskan bahwa
semua itu berasal dari Allah.
Nabi Zakariya takjub dan tergetar.
Ia ingin mendapat kemuliaan dari Allah SWT. Maka ia bermunajat
kepada-Nya, memohon dikaruniai anak. Allah SWT berfirman melalui
malaikat Jibril bahwa Nabi Zakariya akan akan dikaruniai anak bernama
Yahya, dengan tanda tak bisa bicara selama 3 hari 3 malam.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yahya
Setelah itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki dan diberi nama Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga seorang nabi.
Pada suatu ketika Nabi Yahya terbunuh karena perintah Raja Herodus.
Kaum Bani Israil berharap pada Nabi Zakariya, hal itu menyebabkan Raja
Herodus marah dan memerintahkan untuk membunuh Nabi Zakariya. Nabi
Zakariya sendiri langsung pergi dari kejaran prajurit Herodus.
Mendambakan anak
Nabi Zakaria, yaitu ayah Nabi Yahya sadar banyak anggota keluarganya
dari Bani Israil merupakan orang yang tidak beradab dan gemar bermaksiat
karena kedangkalan iman mereka. Ia khawatir bila tiba ajal dan tidak
mempunyai keturunan yang dapat memimpin kaumnya, sehingga mereka akan
semakin merajalela dan sangat mungkin mengadakan perubahan-perubahan di
dalam kitab suci Taurat dan menyalahgunakan hukum agama.
Kecemasan itu mengusik pikiran Zakaria, dan ia sedih karena belum juga
mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun. Ia agak terhibur
ketika mengasuh Maryam yang dianggap sebagai anak kandungnya sendiri.
Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan
timbul kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan di mihrab
Maryam. Ia berfikir di dalam hatinya bhawa tidak ada yang mustahil bagi
Allah. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan
seorang diri dan tidak berdaya. Allah pasti berkuasa memberinya
keturunan bila dengan kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan
rambutnya sudah penuh uban.
Berdoa kepada Allah
Pada suatu
malam yang telah larut, Zakaria duduk di mihrabnya mengheningkan cipta
kepada Allah dan bermunajat serta berdoa dengan khusyuk dan yakin.
Dengan suara yang lemah lembut dia berdoa: "Ya Tuhanku, berikanlah aku
seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebahagian dari
keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada
Bani Isra'il. Aku cemas sepeninggalku nanti anggota-anggota keluargaku
akan rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang
pemimpin yang akan menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi
lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang isteriku adalah seorang
perempuan mandul. Namun kekuasaanmu tidak terbatas, dan aku berdoa
Engkau berkenan mengkaruniakan seorang anak yang shaleh dan Engkau
ridhoi padaku.
Allah mengabulkan doa Zakaria
Kemudian
Allah menjawab doa Zakaria dan berfirman: “Wahai Zakaria, kami sampaikan
kabar gembira padamu, kamu akan mendapatkan seorang anak laki-laki
bernama Yahya yang shaleh dan membenarkan kitab-kitab Allah, menjadi
pemimpin yang dianut, menahan diri dari nafsu dan godaan syaitan, dan
kelak akan menjadi seorang Nabi.” Kemudian Zakaria berkata: “Ya Allah,
bagaimana aku dapat memperoleh keturunan sedang istriku seorang yang
mandul dan akupun sudah lanjut usia.” Allah berfirman: “Hal demikian itu
adalah mudah bagi-Ku. Tidakkah telah Ku-ciptakan kamu, sedangkan waktu
itu kamu tidak ada sama sekali.”
Zakaria dalam Qur'an
Kisah Nabi Zakaria dalam Al-Qur’an ada di dalam Surah Maryam: 1 -15
كهيعص ۞ ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا ۞ إِذْ نَادَىٰ
رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا ۞ قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي
وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا ۞
وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِن وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا
فَهَبْ لِي مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا ۞ يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ
ۖ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا ۞ يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ
بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيًّا ۞
قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا
وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا ۞ قَالَ كَذَٰلِكَ قَالَ رَبُّكَ
هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا ۞
قَالَ رَبِّ اجْعَل لِّي آيَةً ۚ قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ
ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا ۞ فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ
فَأَوْحَىٰ إِلَيْهِمْ أَن سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا ۞يَا يَحْيَىٰ
خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا ۞ وَحَنَانًا
مِّن لَّدُنَّا وَزَكَاةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا ۞ وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ
وَلَمْ يَكُن جَبَّارًا عَصِيًّا ۞ وَسَلَامٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ
وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا
1. Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad
2. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,
3. yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
4. Ia berkata:”Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a
kepada Engkau, ya Tuhanku.
5. dan sesungguhnya aku khawatir
terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang
mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,
6. yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’kub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku seorang yang diridhai”.
7. Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu
akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya yang sebelumnya Kami
belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
8.
Zakaria berkata : “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada seorang anak bagiku,
padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri)
sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”.
9. Allah
berfirman :“Demikianlah”. Tuhan berfirman : “Hal itu adalah mudah
bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal
kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.
10. Zakaria berkata :
“Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman “Tanda bagimu
ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga
malam, padahal kamu sehat”.
11. Maka ia keluar dari mihrab
menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu
bertasbih di waktu pagi dan petang.
12. Hai Yahya, ambillah
Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya
hikmah selagi ia masih kanak-kanak,
13. dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa,
14. dan seorang yang berbakti kepada dua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
15. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari
ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Post a Comment