KEUTAMAAN SALAT SUBUH YANG MUNGKIN KITA BELUM TAHU
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ammarah bin Ruwaibah berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
Tidak akan pernah masuk neraka orang yang menjalankan shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum tenggelamnya, yaitu shalat fajar dan asar
Kita memiliki banyak waktu luang di waktu Ashar dan badan yang segar di waktu subuh, bagaimana bisa kita bisa melalaikan kedua Shalat wajib tersebut padahal Nikmat kesehatan sudah ALLAH berikan sebesar-besarnya kepada kita ??
Namun, inilah kebiasaan manusia, yang lebih banyak mementingkan kehidupan dunia tanpa pernah peduli dengan masa depan yang lebih kekal, lebih pasti di Akhirat. Lebih takut jika miskin di dunia daripada miskin di Akhirat. Padahal ALLAH lah yang maha mengatur rezeki mahluk ciptaannya.
Apakah kita tidak termotivasi dengan Hadits Rasulullah diatas ??? Saat adzan memanggil di waktu ashar, sejenak kita tinggalkan urusan dan aktifitas dunia untuk menghadap Allah dan Adzan subuh bersahut-sahutan, kita bersegera pergi ke masjid untuk menghadap-NYA. Percayalah, ALLAH akan merasa senang dengan kebiasaan tersebut.
Sebagai ilustrasi, bagaimana jika pak RT, ataupun atasan anda memanggil anda melalui pengeras suara untuk segera menghadap.. Apakah anda menunda-nunda atau segera memenuhi panggilannya ??? saya yakin, anda pasti segera memenuhi panggilan mereka dengan berbagai alasan.
Nah bagaimana jika ALLAH yang memanggil melalui muadzin?? Apakah kita segera menghadap ?? silahkan direnungkan.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Musa Al-Asya’ari bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Barangsiapa yang shalat dua waktu yang dingin maka dia akan masuk surga”.
Al-Bukhari: 574 dan Muslim: no: 635
Kedua shalat tersebut adalah Ashar dan Subuh. Pada waktu Ashar, matahari biasanya sudah tidak bersinar dengan teriknya maka dari itu alangkah mudahnya bagi kita untuk melangkahkan kaki ke Masjid untuk shalat Ashar berjamaah sementara waktu subuh saat Matahari belum terbit, suasana masih bersih, udara masih sejuk dan menyehatkan dan akan lebih nikmat lagi berjalan kaki atau berkendaraan pergi ke masjid untuk shalat berjamaah.
Mari kita jaga kedua shalat tersebut agar dikerjakan selalu tepat pada waktunya di tempat adzan dikumandangkan. Rasulullah sudah menyampaikan kabar gembira diatas barangsiapa yang shalat pada waktu yang dingin + dengan shalat fardhu lainnya, dia akan masuk surga. Alangkah syahdunya hadits ini, namun sayangnya kesombongan dan kesibukan kita membuat kita lalai dari mengerjakan keduanya padahal ALLAH maha melihat.
“…dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”. (QS. Al-Isro’: 78)
Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Saling berdatangan menghampiri kalian malaikat malam dan malaikat siang, lalu mereka berkumpul pada shalat fajar dan asar, kemudian naiklah malaikat yang mendatangi kalian pada waktu malam, lalu Allah SWT bertanya kepada mereka dan Dia Maha Mengetahui tentang keadaan mereka: Bagaimanakah kalian meninggalkan hamba-hamba -Ku?. Maka mereka berkata: Kami meninggalkan mereka dalam keadaan mendirikan shalat dan mendatangi mereka dalam keadaan mendirikan shalat”.
Al-Bukhari: 555 dan Muslim: no: 632
Berikut penjelasan yang diberikan oleh ustadz Ahmad Sarwat LC di eramuslim.com mengenai hadits diatas
Tentu saja malaikat menyaksikan semua shalat setiap hamba, bukan hanya shalat shubuhnya saja. Bahkan semua gerak gerik, tindak tanduk serta segala yang tersirat di dalam kepala kita, Allah SWT telah mengetahuinya. Dan tidak lepas dari catatan para malaikat.
Namun mengapa ada firman Allah SWT yang menyebutkan bahwa shalat shubuh itu disaksikan oleh para malaikat?
Pertama, ayat itu tidak boleh langsung ditafsirkan dengan pendekatan mahfum mukhalafah, atau pendekatan terbalik. Kalau Allah SWT menyebutkan bahwa shalat shubuh itu disaksikan oleh para malaikat, bukan berarti shalat selain shubuh tidak disaksikan.
Kedua, penjelasan lebih dalam tentang mengapa Allah SWT mengatakan bahwa shalat shubuh itu disaksikan adalah karena ada momentum khusus yang terjadi saat shalat shubuh.
Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmizy disebutkan bahwa salah satu sebab mengapa shalat Shubuh itu disaksikan oleh para malaikat, karena pada waktu shubuh itu disaksikan oleh malaikat malam dan juga oleh malaikat siang.
Mari kita perhatikan hadits berikut ini baik-baik:
Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang firman Allah SWT, "Wa Qur’anal fajri inna qur’anal fajri kana masyhuda: Disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang. (HR. Tirmizy dengan derajat hasan shahih)
Jadi momentum yang kami maksud itu adalah adanya dua rombongan malaikat yang menjadi saksi atas shalat shubuh yang dikerjakan seorang hamba. Yaitu malaikat malam dan malaikat siang. Sedangkan shalat lainnya, hanya disaksikan oleh satu rombongan malaikat. Kalau shalat itu shalat malam, maka disaksikan oleh malaikat malam. Sedangkan kalau shalat itu siang hari, maka disaksikan hanya oleh malaikat siang saja.
Selain itu juga ada riwayat yang lebih shahih oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah.
Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Keutamaan shalat berjamaah dengan shalat sendirian adalah 25 derajat. Dan malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada saat shalat shubuh." (HR Bukhari)
Maka sudah jelas apa yang menjadi pertanyaan anda dengan adanya kedua hadits di atas.
Sumber : Eramuslim.com
Orang yang mendirikan shalat fajar akan mendapat cahaya yang sempurna pada hari kiamat. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah di dalam kitab sunannya dari Sahl bin Sa’d Al-Sa’idi bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
Berikanlah kabar gembira bagi mereka yang berjalan pada kegelapan menuju mesjid bahwa mereka mendapat cahaya yang sempurna pada hari kiamat
Sunan Ibnu Majah: no: 781
Penjelasan
Shalat Subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia padam. Matahari akan di gulung dan bintang-bintang pun berjatuhan, sebagaimana firman Allah swt :
"Apabila matahari di gulung. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan". (QS. At-Takwir : 1-2).
Manusia di bangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Gelap yang berlipat ganda. Saat itu, manusia sangat membutuhkan cahaya supaya bisa meraba jalannya, agar bisa melewati kumpulan orang-orang yang begitu banyak jumlahnya. Tatkala melewati Sirath (jembatan di akhirat), cahaya sangat dibutuhkan. Sirath ini mengerikan kondisinya. Tidak akan ada yang bisa melewati, kecuali orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw menggambarkan keadaan manusia pada saat melewati Sirath dengan sabdanya :
"Yang pertama kali lewat di antara kalian bagaikan kilat".
Aku (Abu Hurairah) bertanya, 'Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, apa maksud "berjalan seperti kilat" ?. Beliau saw melanjutkan, "Tahukah kamu bagaimana kilat pergi dan datang dalam sekejap?
Kemudian ada yang berjalan seperti angin, seperti burung, dan ada juga yang berlari. Perjalanan mereka sesuai dengan amalan mereka. Sedangkan Nabi kalian ini (Muhammad saw) berdiri (menunggu) di atas Shirath seraya berdo'a, 'Ya Allah, selamatkanlah..... selamatkanlah......
Sampai ada yang amalannya (karena sedikit) tak sanggup (membawa si hamba tadi) sehingga ada orang yang tidak bisa lewat melainkan dengan merayap.
Pada kedua sisi Shirath terdapat pengait-pengait dari besi yang akan menyambar siapa saja yang Allah swt perintahkan untuk di sambar. Ada yang tersambar hingga bagian tubuhnya robek/terputus namun ia selamat, dan ada juga yang terkait lalu terhempas ke neraka.
Abu Hurairah ra berkata, 'Demi Zat yang jiwa Abu Hurairah di tangan-Nya, sesungguhnya dasar neraka jahannam dalamnya sejauh tujuh puluh musim (tahun). (HR.Muslim)
Pada hari yang sangat berat dan gelap itu, Allah swt hanya memberikan cahaya kepada semua orang Islam. Maksudnya, pada awalnya diberikan kepada semua orang yang menyatakan Islam ketika di dunia. Namun sebagian dari mereka akan jadi munafik, yang hanya berbicara dengan lisannya, tetapi hatinya mengingkari. Sehingga apabila semuanya sudah mendekati Sirath, Allah hanya akan memberikan cahaya itu kepada orang-orang mukmin, yang jujur saja.
Lenyaplah cahaya bagi orang-orang munafik. ketakutan dan kebingungan pun menyelimuti mereka. Walhasil mereka bersandar pada orang-orang mukmin, meminta sedikit cahaya yang ada pada mereka. Orang mukmin mengisyaratkan mereka kembali ke tempat dimana Allah swt telah memberikan cahaya-Nya. Lalu orang-orang munafik tadi kembali ke tempat semula. Namun mereka tidak mendapatkan apa-apa. Hancurlah seluruh harapan mereka. Selanjutnya mereka meminta tolong, padahal (waktu itu), tidak ada kesempatan untuk lari menyelamatkan diri.
Rincian peristiwa ini terdapat lebih dari satu hadits dalam Shahih Muslim, dan Allah swt menggambarkan hal itu di dalam Kitab-Nya yang mulia :
"(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. (Dikatakan kepada mereka), 'Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.
Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang yang beriman, 'Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu'. Dikatakan (kepada mereka), 'kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)'. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu, di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya ada siksa.
Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata, 'Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu. 'Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta di tipu angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah swt; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu.
Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia adalah sejahat-jahat tempat kembali." (QS.Al-Hadid:12-15).
Dari mana orang-orang mukmin mendapatkan cahaya agung pada hari yang sangat gelap gulita itu? Cahaya itu amal perbuatan mereka yang banyak ketika di dunia. Cahaya itu adalah janji Allah swt sebagai balasan bagi amal-amal mereka. Di antara amalan ini adalah : Shalat Subuh berjamaah.
Bacalah hadits yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Buraidah Al-Aslami ra. Ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat". (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
'Orang yang banyak berjalan' maksudnya adalah mereka yang membiasakan diri melaksanakan keutamaan yang besar ini.
'Dalam Kegelapan' maksudnya Shalat Isya' dan Shalat Subuh.
Ungkapan "menuju masjid" merupakan dalil yang jelas bahwa cahaya itu diberikan kepada orang yang membiasakan diri Shalat Subuh dan Isya' berjamaah di masjid. Shalat yang di maksud disini tidak hanya sekedar Shalat berjamaah saja, namun Shalat ini harus dilaksanakan di rumah Allah swt, Masjid.
Ini merupakan bantahan bagi sebahagian orang Islam yang melaksanakan Shalat di rumah bersama istri dan anak mereka. Mereka berkeyakinan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan suatu keutamaan. Karena melatih keluarga untuk Shalat, dan untuk mengangkat derajat mereka (anak dan istri) agar memperoleh pahala berjamaah.
Namun Allah swt yang membuat syariat dan undang-undang memerintahkan pada muslim laki-laki untuk Shalat di masjid, dan memberikan pahala yang sama pada perempuan yang melaksanakan Shalat di rumah. Sedangkan pembiasaan anak untuk melaksanakan Shalat jamaah adalah dengan membawa mereka ke masjid, atau Shalat bersama mereka di rumah. Shalat di rumah pun hanya Shalat Sunnah, bukan Shalat Wajib.
Allah swt akan memberikan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah. Artinya, Dia tidak akan mencabut cahaya tersebut dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim. Dia akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah.
Tidak di ragukan lagi, cahaya bagi orang yang beriman di hari kiamat berbeda-beda. Tidak semua mukmin mendapatkan cahaya seperti mukmin yang lain. Kadar cahaya tersebut disesuaikan dengan amalan mereka. Disinilah Shalat Subuh berperan. Allah swt akan memberikan cahaya sempurna bagi orang beriman karena Shalat Subuh di hari kiamat kelak.
Bahkan Rasulullah saw yang begitu memperhatikan umatnya dan mencintai pengikutnya. mengajarkan dzikir khusus pada saat berjalan menuju masjid tatkala kegelapan masih menyelimuti bumi.
Rasulullah saw mengajarkan do'a yang berisi permohonan agar Allah memberikan cahaya yang menyinari hidup mereka. Agar Allah memberi cahaya di dalam kubur mereka, dan agar cahaya tersebut tetap bersama mereka hingga hari kiamat.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra, bahwa ketika Rasulullah saw keluar untuk melaksanakan Shalat Subuh, beliau berdo'a :
"Ya Allah berikanlah cahaya pada hati, lisan, telinga, dan mata hamba. Jadikanlah cahaya dari belakang, depan, dan di bawah hamba. Ya Allah berikanlah pada hamba cahaya".
Lafal do'a di atas diriwayatkan oleh Muslim, dan di dalam riwayat Al-Bukhari ada tambahan lafal :
"Dan dari sebelah kanan dan sebelah kiri hamba berikanlah cahaya".
Cahaya ini tidak hanya menyinari alam kubur dan akhirat saja, tapi juga memberikan cahaya di dunia. Kadang kala manusia terlilit permasalahan dunia, hingga tak mampu lagi membedakan antara yang hak dan yang batil, antara yang benar dan salah. Apalagi di zaman yang penuh dengan cobaan seperti sekarang ini.
Rasulullah saw menggambarkannya dalam hadits yang di riwayatkan dari Abu Hurairah ra. Beliau bersabda :
"Segeralah beramal shalih untuk menghadapi fitnah yang menyerupai gelapnya malam". (HR.Muslim)
Pada masa fitnah yang gelap ini, bila seorang mukmin mampu menapaki jalannya, ia tidak akan tersesat dan sengsara. Allah swt akan menunjukkan hikmah, dan kemaslahatan dunia dan di akhirat.
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?" (QS.Al-An 'Am : 122)
Kita memohon semoga Allah swt memberikan cahaya di dunia, di alam kubur, dan di akhirat. Sesungguhnya dia yang memiliki kekuasaan untuk melakukan itu semua.
Inilah tujuan utama yang dikejar oleh mereka yang berusaha dengan bersungguh-sungguh dan manusia berlomba-lomba untuk mendapatkannya.
Diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Jarir Al-Bajali RA berkata: Kami di sisi Nabi Muhammad SAW dan pada suatu malam beliau melihat ke arah bulan purnama lalu beliau bersabda,
“Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian mampu melihat bulan purnama ini, kalian tidak akan merasa susah melihatnya, seandainya kalian mampu untuk tidak dikalahkan dalam melaksanakan shalat sebelum terbit dan sebelum tenggelamnya matahari, maka lakukanlah, kemudian beliau membaca sebuah ayat:
yang artinya
“…dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam (nya)”. (QS. Qaf: 3911)
Betapa senangnya diri kita melihat wajah istri kita yang cantik, anak-anak yang imut dan harta benda yang kita miliki.. Dengan subuh berjamaah, kita bisa melihat ALLAH dengan wajahNYA yang bagaikan bulan purnama, lebih cantik dari segala apapun yang tercantik dimuka bumi ini. Subhanalla
10. Baik dalam kehidupan, kreatif & berhari lembut
Orang yang selalu menjaga shalat fajar adalah orang yang paling baik dalam kehidupannya, orang yang paling kreatif, dan berhati paling lembut. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Setan mengikat tengkuk kepala salah seorang di antara kalian pada saat tidurnya dengan tiga ikatan, dia memukul setiap ikatan dengan mengatakan bagimu malam yang panjang maka tidurlah. Lalu apabila dia bangun dan menyebut nama Allah maka terlepaslah satu ikatan, lalu jika dia berwudhu’ maka terlepaslah ikatan ke dua, dan jika dia mendirikan shalat maka terlepaslah ikatan yang ketiga, maka dia akan mengawali pagi dengan jiwa yang kreatif dan berjiwa baik, namun jika tidak maka dia akan menjadi berjiwa buruk dan pemalas”.
Al-Bukhari: 1142 dan Muslim: no: 773
Juga Terdapat banyak riwayat yang melarang meremehkan shalat fajar. Di antara riwayat tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
Sungguh aku ingin untuk mendirikan shalat, kemudian aku memerintahkan seorang lelaki untuk mengimami shalat, kemudian aku pergi bersama sekelompok orang yang membawa kayu bakar menuju kaum yang tidak menghadiri shalat berjama’ah untuk membakar rumah mereka dengan api”.
Al-Bukhari: 657 dan Muslim: no: 651
Sebagian ulama berkata;
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW tidak ingin melakukan hal yang demikian itu kecuali karena orang yang meninggalkan shalat jama’ah ini telah melakukan dosa yang agung dan kesalahan yang besar.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud berkata:
Disebutkan di sisi Nabi Muhammad SAW seorang lelaki yang tertidur pada waktu malamnya hingga pagi harinya, maka Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Itulah lelaki yang dikencingi oleh setan pada kedua telinganya atau beliau bersabda: Pada telinganya”.
4 Al-Bukhari: 1144 dan Muslim: no: 774
Cukup itu sebagai kerugian dan kekecewaan serta keburukan. Di antara akibat meremehkan shalat subuh secara berjama’ah adalah dihadapkannya seseorang pada ancaman siksa Allah SWT di dalam kuburnya dan di hari kiamat. Allah SWT berfirman:
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyianyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS. Maryam: 59).
Di dalam shahihul Bukhari di dalam kisah mimpi Nabi Muhammad SAW yang panjang, disebutkan di dalam kisah tersebut bahwa seorang lelaki yang memecah kepalanya dengan sebuah batu, lalu Nabi Muhammad SAW bertanya tentang masalah itu maka dikatakan kepadanya,
“Itulah orang yang mengambil Al-Qur’an lalu menolaknya dan tertidur dari melaksanakan shalat yang diwajibkan”.
HR. Al-Bukhari: no: 7047
Dan majlis fatwa ulama Saudi Arabia ditanyakan (fatwa nomor: 5130) tentang seseorang yang tidak shalat subuh kecuali setelah matahari terbit, bagaimanakah hukum shalatnya?. Apakah hal itu akan memberikan pengaruh pada puasanya?. Maka jawabannya adalah: jika dia meninggalkan shalat subuh bukan karena ketiduran atau lupa namun hanya karena
kemalasan sehingga mengerjakannya setelah matahari terbit maka dia telah kufur dengan kekufuran yang besar, berdasarkan pendapat yang shahih dari perkataan para ulama. Berdasarkan pendapat ini maka puasanya tidak sah.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
11. Kiat menjaga sholat subuh berjamaah
Berdasarkan pengalaman penulis (pembuat aplikasi), ada beberapa cara yang bisa membuat kita terjaga dan menjaga shalat subuh berjamaah;
Luruskan niat karena ALLAH dan niatkan sebelum tidur ingin shalat subuh berjamaah
Bertaubatlah dari dosa-dosa kecil ataupun yang besar
Jangan makan terlalu kenyang sebelum tidur
Tidurlah dengan adab yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad, tidur lebih awal, miring dan berdoa sebelum tidur.
Hindari minum kopi sebelum tidur karena bisa membuat tidur jadi lebih malam yang berakibat bisa kebablasan waktu subuh.
Perbanyak membaca keutamaah shalat subuh berjamaah agar timbul rasa gairah untuk beribadah
Jangan tidur kurang dari 6 jam dai malam hari.
Jika kita harus mandi wajib, lakukanlah sebelum tidur atau setengah jam sebelum subuh.
Carilah kawan yang baik (shalih)
Gunakan jam weker, dan alarm pada HP semaksimal mungkin dan dengan suara sekeras mungkin.
Camkan dalam hati betapa banyaknya pahala yang kita dapat dengan shalat berjamaah di masjid, pahala dihitung pulang-pergi terutama berjalan kaki. 2 rakaat sebelum shalat subuh juga lebih baik daripada dunia beserta isinya
Berdasarkan pengalaman penulis (pembuat aplikasi), ada beberapa cara yang bisa membuat kita terjaga dan menjaga shalat subuh berjamaah;
Luruskan niat karena ALLAH dan niatkan sebelum tidur ingin shalat subuh berjamaah
Bertaubatlah dari dosa-dosa kecil ataupun yang besar
Jangan makan terlalu kenyang sebelum tidur
Tidurlah dengan adab yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad, tidur lebih awal, miring dan berdoa sebelum tidur.
Hindari minum kopi sebelum tidur karena bisa membuat tidur jadi lebih malam yang berakibat bisa kebablasan waktu subuh.
Perbanyak membaca keutamaah shalat subuh berjamaah agar timbul rasa gairah untuk beribadah
Jangan tidur kurang dari 6 jam dai malam hari.
Jika kita harus mandi wajib, lakukanlah sebelum tidur atau setengah jam sebelum subuh.
Carilah kawan yang baik (shalih)
Gunakan jam weker, dan alarm pada HP semaksimal mungkin dan dengan suara sekeras mungkin.
Camkan dalam hati betapa banyaknya pahala yang kita dapat dengan shalat berjamaah di masjid, pahala dihitung pulang-pergi terutama berjalan kaki. 2 rakaat sebelum shalat subuh juga lebih baik daripada dunia beserta isinya
Post a Comment